Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2022, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMILIHAN pemimpin negara masih lama, namun euforianya sudah mulai terasa. Kemunculan pernyataan Presiden Joko Widodo terkait pemimpin berambut putih yang digadang-gadang baru-baru ini makin menambah atmosfer praduga, yakni menduga-duga apa yang ingin presiden tandai melalui istilah rambut putih tersebut.

Mengandalkan kamus besar bahasa Indonesia maupun kamus linguistik, sepertinya bukanlah pilihan yang tepat.

Secara etimologis, bentuk rambut putih dapat dikenali sebagai frasa, yakni rambut yang berwarna putih.

Meskipun demikian, rambut (yang berwarna) putih secara tidak langsung memiliki kedekatan makna dengan uban. Ya, KBBI mendefinisikan uban sebagai rambut yang sudah putih atau mulai memutih.

Nah, asosiasi yang digunakan sang presiden menarik bukan?

“Pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya. Dari penampilannya kelihatan. Banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat. Ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua,” kata Presiden Jokowi kepada para relawannya saat acara Gerakan Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (26/11/2022).

Yuk, kita kuliti helai demi helai pernyataan tersebut. Kita mulai dari membaca secara heuristik, menganalisis dari perkiraan yang tepat dan mengecek ulang sebelum memberi keputusan (KBBI).

Perlu pemahaman awal terkait arti yang tampak (manifest) dan arti yang tersembunyi (latent) yang diuraikan Asa Berger (1984), jika ingin mengungkap misteri rambut putih.

Mudahnya, manifest merupakan makna secara umum, sedangkan latent makna tersembunyi.

“Pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya”. Manifest kalimat ini terpampang jelas. Presiden mengeluarkan pernyataan tersebut tentunya sesuai dengan apa yang telah dipelajari tentang hakikat kepemimpinan.

Lalu, ia mengurai indikator muka, yakni banyak kerutan.

Kerutan, secara denotatif, merupakan lipatan pada dahi. Harfiah, kerutan muncul sebagai tanda hilangnya elastisitas pada kulit di bagian dahi. Tanda alam yang hanya bisa dilawan dengan suntikan kimia. Sudahlah, usia tidak bisa didustai.

Kerutan menjadi satu penanda ketuaan. Ingat, ke-tuaan ya, bukan kedewasaan.

Kerutan sudah memberikan sinyalemen awal siapa yang dimaksud presiden. Ya, jelas, mestilah sosok tersebut tidak lagi berusia muda.

Lantas, sudah pastikah yang disasar ialah sosok berusia lanjut? Sekali lagi, apa iya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Dinilai Tengah Lakukan Manajemen Risiko dengan Panggil 2 Menteri PKB

Jokowi Dinilai Tengah Lakukan Manajemen Risiko dengan Panggil 2 Menteri PKB

Nasional
TKN Pertanyakan kepada Siapa Hak Angket Akan Digulirkan

TKN Pertanyakan kepada Siapa Hak Angket Akan Digulirkan

Nasional
Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui Ubah 1.402 Data DPT Tanpa Rapat Pleno

Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui Ubah 1.402 Data DPT Tanpa Rapat Pleno

Nasional
Pakar Hukum: Menangkan Gugatan Pilpres di MK Nyaris Mustahil

Pakar Hukum: Menangkan Gugatan Pilpres di MK Nyaris Mustahil

Nasional
Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Nasional
TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

Nasional
KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

Nasional
Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Nasional
Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Nasional
2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Nasional
KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

Nasional
Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Nasional
90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

Nasional
Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com