Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Mania: Relawan yang Sebenarnya Mengawal Kebijakan, Bukan Ciptakan "Monster"

Kompas.com - 05/12/2022, 11:25 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (Jo-man), Immanuel Ebenezer, mengeklaim bahwa seharusnya kelompok relawan berperan dalam mengawal kebijakan dari politikus yang didukungnya.

Hal ini ia ungkapkan sebagai bagian dari tudingan bahwa kelompok-kelompok relawan Jokowi saat ini, menurutnya, telah terbelah dan punya kepentingan masing-masing.

"Kalau di Amerika kulturnya bagus relawan itu, tapi ketika sudah proses demokrasi, mereka membubarkan diri. Tapi di era Jokowi, mereka masuk menjadi kelompok periferi, kelompok pinggiran, jadi komisaris dan sebagainya," ujar dia dalam diskusi "Ngopi dari Seberang Istana" yang diselenggarakan Lembaga Survei KedaiKopi, Minggu (4/12/2022).

Baca juga: Relawan Jokowi Sodorkan Nama Capres, Immanuel Ebenezer: Ini Relawan atau Calo Ya?

"Kualitasnya merendahkan dirinya dan merendahkan presiden. Cukup dikasih jabatan ini senang, menyenangkannya sebatas itu aja, padahal relawan yg sebenernya mengawal kebijakan. Jadi watchdog," tutur pria yang akrab dipanggil Noel.

Ia juga menyinggung soal hajatan "Temu Relawan Nusantara Bersatu" yang turut menghadirkan Jokowi di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Sabtu (26/11/2022) lalu, yang disebutnya sebagai "even Jokowi paling buruk".

Noel mengaku diundang, namun undangan itu tiba pada detik-detik terakhir.

Menurutnya, hal itu bukti bahwa soliditas relawan Jokowi sudah terbelah, dengan dirinya tersingkir dari arus utama karena menolak usulan Jokowi menjabat sebagai presiden 3 periode.

Beberapa kelompok relawan dinilai justru mengeksploitasi sosok Jokowi untuk kepentingannya sendiri.

Baca juga: Ketua Joman: Relawan Jokowi Terbelah Beberapa Faksi, Ada yang Cari Uang dan Incar Kursi Menteri

Usulan jabatan 3 periode, misalnya, menurut Noel justru berlawanan dengan fitrah relawan sebagai pengawal kebijakan yang demokratis.

Usul ini malah membuat Jokowi berpotensi menjadi seorang otoritarian, padahal ia dipilih lewat mekanisme demokratis.

"Saya bangga dengan presiden yang saya pilih. Saya tidak mau pemimpin republik ini jadi monster. Pemimpin ketika tidak bisa lagi dikontrol, lupa kekuasaan, dia bisa jadi monster dan itu bahaya. Kita tidak mau hal seperti ini terjadi di alam demimokrasi kita, kecuali kita (menganut) fasisme, otoritarianisme," jelas Noel.

"Semoga ke depan gagasan 3 periode dan sebagainya bisa tereliminasi karena kontrol kita. Saya juga tidak terjebak dalam logika dukung-mendukung, apalagi politik partisan. Kita mau substansial, demokrasi kebijakan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com