Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utusan Khusus AS untuk LGBTQI+ Mau Datang ke RI, Ini Tanggapan Kemenlu

Kompas.com - 02/12/2022, 14:01 WIB
Fika Nurul Ulya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah mengaku masih harus mengonfirmasi kunjungan utusan Amerika Serikat (AS) di bidang memajukan HAM kelompok LGBTQI+ ke Indonesia.

Adapun utusan khusus tersebut adalah Jessica Stern yang dikabarkan akan melakukan perjalanan ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Indonesia.

Stern berencana menemui pejabat pemerintah negara setempat.

"Tentunya kita masih juga harus mengkonfirmasi apakah betul kunjungan itu akan dilakukan sehingga saya tidak (ingin) terlalu jauh mengomentari," kata Faiza dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Baca juga: LGBT Harus Berhenti Percaya Informasi Salah dan Sains yang Usang

Faiza lantas tidak banyak berkomentar mengenai hal tersebut. Ia malah memberikan analogi perihal etika berkunjung ke rumah teman.

Menurutnya, ketika berkawan dengan seseorang dan hendak mengunjunginya, hal pertama yang dilakukan adalah memastikan waktu dan harinya cocok dengan jadwal teman yang dikunjungi.

Sebagai teman yang baik, pengunjung harus memberitahu terlebih dahulu kepada yang bersangkutan.

"Mungkin saya berikan analogi saja. Apabila kita ingin mengunjungi kawan tersebut, kita akan mencari tahu menanyakan kepada yang bersangkutan apakah sekarang saat yang tepat untuk berkunjung," ucap Faiza.

"Dengan demikian, keinginan untuk berkunjung harus disesuaikan dengan kecocokan waktu dan tempat sebagai teman yang akan kita kunjungi," sambung dia

Baca juga: Terbukti LGBT, Pengadilan Militer Jakarta Pecat dan Penjarakan 3 Anggota TNI

Selain memberitahu, kata Faiza, figur teman yang baik juga memberi tahu maksud kedatangannya, dan apa saja kegiatan yang akan dilakukan selama melakukan kunjungan.

"Ada baiknya atau eloknya dikabari kita akan ketemu di sana, sama siapa sebagai tamu. Dengan demikian kita akan menghormati dan menghargai kepada teman kita yang akan kita kunjungi," tutur Faiza.

Adapun ketika ingin membawa buah tangan atau hadiah, seorang teman yang baik perlu menanyakan terlebih dahulu buah tangan apa yang cocok untuk diberikan. Hal ini akan disesuaikan dengan selera dan budaya di wilayah tempat tinggal teman yang akan dikunjungi.

Faiza menyebut, tidak elok rasanya jika pengunjung membawa buah tangan yang tidak cocok atau tidak sesuai dengan selera pihak yang dikunjunginya.

Baca juga: Ramai soal Unggahan Bendera LGBT Kedubes Inggris, Ini Respons Kemlu

"Misalnya teman kita tidak bisa mengonsumsi makanan yang tidak halal, tidak etis atau tidak tepat bila kita membawa sesuatu yang tidak cocok dengan budaya dan kesukaan dari teman kita tersebut," seloroh Faiza.

Lebih lanjut dia menyatakan, Kemenlu belum dapat mengonfirmasi apapun terkait kedatangan utusan khusus AS tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com