Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tegur Kepala Daerah yang Tak Maksimalkan APBN, Jokowi: Ini Keliru Besar!

Kompas.com - 30/11/2022, 12:35 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyinggung para kepala daerah yang hingga saat ini belum memaksimalkan pembelanjaan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).

Presiden mengingatkan realisasi APBD hingga menjelang akhir tahun baru 62 persen. Dia pun menegaskan kondisi saat ini merupakan sebuah kekeliruan.

"Realisasi APBN sudah 76 persen, APBD baru 62 persen. Ini sudah Desember lho. Besok sudah Desember. Hati-hati," ujar Jokowi dalam sambutannya pada acara Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi Tahun 2022 di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

"Artinya kita pontang-panting cari arus modal masuk, cari capital in flow lewat investasi, tetapi uang yang ada di kantong sendiri tidak diinvestasikan. Ini hati-hati, ini keliru besar, keliru besar," tegasnya.

Baca juga: ABPD di Bank Masih Rp 278 Triliun, Jokowi: Pak Mendagri Tolong Cek Ada Persoalan Apa

Adapun acara Rakornas Investasi tersebut dihadiri oleh sejumlah kepala daerah, baik gubernur, bupati dan wali kota.

Sehingga, Jokowi mengingatkan mereka untuk mencermati capaian belanja APBD ini.

Kepala Negara pun menyoroti soal sisa APBD yang masih tersimpan Rp 278 triliun di bank.

Jokowi mengkritisi kondisi tersebut karena seharusnya APBD dipergunakan untuk mendukung perputaran uang di dalam negeri.

"Mumpung ada gubernur, bupati, wali kota. Ini saya ingatkan. Kita ini mencari uang dari luar agar masuk. Terjadi perputaran uang yang lebih meningkat. Tetapi uang kita sendiri yang ditransfer Menkeu ke daerah-daerah, justru enggak dipakai," ucap Jokowi.

Baca juga: Kritik APBD DKI Jakarta 2023 Beda dari KUA-PPA Jadi Rp 83,7 Triliun, Fitra: Berpotensi Timbulkan Masalah

Presiden lantas menceritakan saat dirinya bertanya kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati masih ada berapa APBD yang tersimpan dan belum terpakai.

Kepala Negara memperkirakan menjelang akhir tahun seperti ini biasanya APBD yang tersisa di bank sebesar Rp 210 triliun hingga Rp 220 triliun.

Namun, saat diberitahu Menkeu, Jokowi terkejut karena APBD di bank tersisa Rp 278 triliun.

Dia mengingatkan bahwa sisa anggaran itu masih sangat besar.

Baca juga: Jokowi: Jangan Sampai Target Investasi Tidak Tercapai, Langsung Mohon Maaf

Menurut Jokowi, jika cepat dipergunakan, APBD bisa membantu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

"Pagi tadi, kita cek uang yang ada di bank masih Rp 278 triliun. Kita ini cari investasi agar dapat arus modal masuk, yNh sudah ada di kantong (malah) enggak dipakai. Ya percuma. Rp 278 triliun itu gede banget itu. Besar sekali. Ini kalau cepet direalisasikan cepet dibelanjakan ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah, hati-hati," tegasnya.

"Tadi saya sudah perintahkan ke Pak Mendagri, tolong ini cek satu per satu ada persoalan apa. Situasi sangat sulit, sangat sulit, tetapi malah uangnya didiemin di bank, tidak dibelanjakan. Gede banget. Rp 278 triliun, ini saya minta saya minta segera dibelanjakan," lanjut Jokowi.

Dia lantas memperbandingkan situasi saat ini dengan pembelanjaan APBD pada 2021.

Pada akhir Oktber tahun lalu, APBD yang tersisa sebesar Rp 226 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Waspadai Dampak Perang Israel-Iran, Said Minta Pemerintah Lakukan 5 Langkah Strategis Ini

Waspadai Dampak Perang Israel-Iran, Said Minta Pemerintah Lakukan 5 Langkah Strategis Ini

Nasional
Mahasiswa Hukum Empat Kampus Serahkan 'Amici Curiae', Minta MK Batalkan Hasil Pemilu

Mahasiswa Hukum Empat Kampus Serahkan "Amici Curiae", Minta MK Batalkan Hasil Pemilu

Nasional
MA Tolak Kasasi Bambang Kayun

MA Tolak Kasasi Bambang Kayun

Nasional
Polri: Puncak Arus Balik Sudah Terlewati, 30 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta

Polri: Puncak Arus Balik Sudah Terlewati, 30 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, Bawaslu Jawab Dalil soal Pendaftaran Gibran dan Politisasi Bansos

Serahkan Kesimpulan ke MK, Bawaslu Jawab Dalil soal Pendaftaran Gibran dan Politisasi Bansos

Nasional
Jadi Tersangka KPK, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 M

Jadi Tersangka KPK, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 M

Nasional
KPK Cegah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor ke Luar Negeri

KPK Cegah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor ke Luar Negeri

Nasional
KPK Perpanjang Masa Penahanan Dua Eks Anak Buah Gus Muhdlor

KPK Perpanjang Masa Penahanan Dua Eks Anak Buah Gus Muhdlor

Nasional
Gelar Peninjauan di Pelabuhan Panjang dan Bakauheni, Jasa Raharja Pastikan Kelancaran Arus Balik di Wilayah Lampung

Gelar Peninjauan di Pelabuhan Panjang dan Bakauheni, Jasa Raharja Pastikan Kelancaran Arus Balik di Wilayah Lampung

Nasional
Urgensi Politik Gagasan pada Pilkada 2024

Urgensi Politik Gagasan pada Pilkada 2024

Nasional
Bersama Menko PMK dan Menhub, Dirut Jasa Raharja Lepas Arus Balik “One Way” Tol Kalikangkung

Bersama Menko PMK dan Menhub, Dirut Jasa Raharja Lepas Arus Balik “One Way” Tol Kalikangkung

Nasional
Semua Korban Kecelakaan di Km 58 Tol Japek Teridentifikasi, Jasa Raharja  Serahkan Santunan kepada Ahli Waris

Semua Korban Kecelakaan di Km 58 Tol Japek Teridentifikasi, Jasa Raharja Serahkan Santunan kepada Ahli Waris

Nasional
Jadi Tersangka, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Diduga Dapat Jatah Potongan Insentif ASN

Jadi Tersangka, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Diduga Dapat Jatah Potongan Insentif ASN

Nasional
Bawaslu Buka Kans Evaluasi Panwas yang Tak Becus Jelang Pilkada

Bawaslu Buka Kans Evaluasi Panwas yang Tak Becus Jelang Pilkada

Nasional
Rahmat Bagja Sebut Bawaslu Kemungkinan Pindah Terakhir ke IKN

Rahmat Bagja Sebut Bawaslu Kemungkinan Pindah Terakhir ke IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com