JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas Partai Nasdem menunjukkan peningkatan menurut temuan survei Charta Politika periode November 2022. Tingkat elektoral partai pimpinan Surya Paloh itu berada di angka 6,0 persen.
Pada survei Charta Politika yang dirilis September lalu, Nasdem hanya mengantongi elektabilitas 4,8 persen, atau terpaut 1,2 persen dengan survei terbaru.
Sementara itu, pada Juni 2022, elektabilitas Nasdem di angka 5,3 persen. Lalu, 5,1 persen pada survei April 2022.
"Dari survei ini, ada kecenderungan ini angka tertinggi yang didapatkan oleh Nasdem selama tahun 2022," kata Direktur Eksekutif Charta Politika dalam tayangan YouTube Charta Politika Indonesia, Selasa (29/11/2022).
Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas PDI-P Teratas, Demokrat Masuk Lima Besar
Menurut Yunarto, peningkatan angka elektoral ini bisa jadi dipengaruhi oleh langkah Nasdem mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).
Apalagi, setelah deklarasi pencapresan pada awal Oktober lalu, jajaran Partai Nasdem di berbagai daerah langsung bergerak melakukan upaya-upaya pemenangan, yang juga melibatkan Anies Baswedan.
Oleh karenanya, kata Yunarto, ada kemungkinan pencapresan Anies memberikan dampak elektoral atau efek ekor jas terhadap Nasdem.
"Bisa dispekulasikan kalau dilihat dari sisi momentum, ada pengaruh positif dari deklarasi Partai Nasdem terhadap Anies Baswedan," tuturnya.
Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas Nasdem Kalah dari Demokrat dan PKS
Namun demikian, elektabilitas Nasdem itu berada di urutan ketujuh. Nasdem masih kalah dari dua partai yang disebut-sebut hendak membangun koalisi bersama, yaitu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dalam survei yang sama, Demokrat berhasil masuk lima besar dan berada di urutan kelima dengan elektabilitas 7,3 persen. Sedangkan PKS mengantongi elektabilitas 6,9 persen, menempatkannya di urutan keenam.
Sementara itu, PDI Perjuangan masih konsisten memimpin di urutan teratas dengan tingkat elektoral 21,7 persen.
Di urutan kedua ada Partai Gerindra dengan elektabilitas 14,5 persen, lalu Partai Golkar di urutan ketiga dengan elektabilitas 9,8 persen.
Menurut Yunarto, elektabilitas ketiga partai politik cenderung mengalami stagnasi dalam dua bulan terakhir. Namun, bagi PDI-P dan Golkar, terlihat tren penurunan yang cukup signfikan.
"Catatan khusus buat PDI Perjuangan, angka ini sebetulnya bisa dikatakan angka yang cukup besar penurunannya dibandingkan dengan bulan Juni, begitu juga pada Partai Golkar," katanya.
Setelah Golkar, di urutan keempat ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan elektabilitas 8,5 persen. Lalu, loncat ke urutan kedelapan ada Partai Amanat Nasional atau PAN (4,0 persen), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Baca juga: Survei Charta Politika: Jika Ganjar dan Prabowo Berduet di Pilpres, Anies-AHY Tumbang
Berikut elektabilitas 18 partai politik menurut survei terbaru Charta Politika, diurutkan dari angka terbesar hingga yang terkecil:
Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar Pranowo Teratas, Disusul Prabowo dan Anies Baswedan
Adapun survei Charta Politika ini dilaksanakan pada 4-12 November 2022. Survei menggunakan metode wawancara tatap muka.
Dengan metode multistage random sampling, survei melibatkan 1.220 responden. Adapun margin of error survei ini sebesar 2,83 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.