CARA dan laku berpolitik Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang beda, rapi tapi juga tak tersembunyi. Seperti bermain kesantunan ala “telik sandi”, padahal bisa saja awam dengan mudah membaca pertanda itu sebagai pesan.
Bahkan ketika media mencecarnya sebagai sebuah sinyal dukungan ke Prabowo Subianto, dengan tenang Jokowi mempersilakan pernyataannya itu diartikan begitu.
"Ya diartikan sinyal ya boleh, tapi kan saya ngomong juga nggak apa-apa," kata Jokowi.
Apa yang muncul dari pernyataan Jokowi dalam acara Gerakan Nusantara Bersatu yang diikuti oleh ribuan relawan dari berbagai daerah di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (26/10/2022), juga membawa pesan yang sama.
Boleh dibilang Jokowi tak lagi sama seperti dulu jika sedang bermain-main dengan politik.
Apakah ini momentum “endorse” kedua, setelah sebelumnya secara terbuka Jokowi seperti memberi angin kepada Prabowo.
Ketika dengan bercanda Jokowi mengatakan setelah ini kemungkinan Pilpres 2024 jatahnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang merupakan rivalnya di dua pilpres sebelumnya. Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan di acara HUT Perindo di iNews Tower, Jakarta Pusat, Senin (7/11).
Ketika itu Jokowi menyebut, "Saya ini dua kali wali kota di Solo menang, kemudian ditarik ke Jakarta, gubernur sekali menang".
"Kemudian dua kali di pemilu presiden juga menang. Mohon maaf, Pak Prabowo," ujar Jokowi ketika itu. "Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo," sambung Jokowi.
Dan memang Jokowi diusung untuk maju pilpres dan dua kali berhasil memenangkan kontestasi politik tersebut.
Narasi menarik dari Jokowi ketika menyebut seorang pemimpin bisa terlihat dari bagaimana penampilannya. Ketika itu Jokowi mengatakan, "Perlu saya sampaikan. Perlu saya sampaikan, pemimpin, pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya."
Pertama, menurut Jokowi, seorang pemimpin yang memikirkan rakyatnya akan terlihat dari rambutnya, sebagai tanda pemimpin yang memikirkan rakyat.
"Ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua ada. Ada itu," kata Jokowi disambut riuh para relawan.
Kedua, Jokowi meminta relawan untuk hati-hati memilih pemimpin yang berwajah 'cling'. Jika pemimpin tak ada kerutan di wajah, Jokowi meminta relawan hati-hati.
Dan sinyal kedua ini ditujukan kepada rival yang mana, tentu saja dengan mudah para relawan Jokowi maupun awam dapat membaca sinyalnya.