Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Sebut KAHMI Punya Banyak Tokoh Potensial, dari Jusuf Kalla hingga Anies

Kompas.com - 25/11/2022, 14:55 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan bahwa Korps Alumni Himpinan Mahasiswa Islam (KAHMI) mempunyai banyak tokoh yang potensial untuk menyumbangkan gagasan dalam menyikapi aneka perubahan dan tantangan global.

Pasalnya, menurut Ma'ruf, KAHMI memiliki anggota yang tersebar di seluruh wilayah tanah air dengan beragam latar belakang keilmuan, profesi, dan jabatan strategis.

"Ada Pak Mantan Wakil Presiden Pak JK (Jusuf Kalla), ada Pak Mahfud (Menko Polhukam Mahfud MD), ada Pak Akbar Tandjung, saya kira terlalu banyak kalau saya sebut satu-satu, terlalu banyak tokoh potensial di KAHMI," kata Ma'ruf saat membuka Munas ke-XI KAHMI di Palu, Jumat (25/11/2022).

Baca juga: Minta KAHMI Terapkan Demokrasi Berkeadaban, Mahfud: Tak Boleh Melakukan Fitnah, apalagi Menghina Lawan Politiknya

Pernyataan Ma'ruf itu lantas disambut kader KAHMI yang meneriakkan nama mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang turut hadi di acara tersebut.

Setelah jeda beberapa detik, Ma'ruf pun menyebut nama Anies sebagai salah satu tokoh KAHMI yang potensial.

"(Ada) Pak Anies, saya kira banyak tokoh di KAHMI ini. Oleh karena itu, negara, pemerintah, sangat mengharapkan partisipasi yang optimal dari KAHMI," ujar Ma'ruf disambut sorak-sorai kader.

Dalam kesempatan ini, Ma'ruf berpesan agar KAHMI bisa terus menjadi mitra strategis bagi pemerintah.

Baca juga: Wapres Maruf Amin Soal Pilpres: Bagimu Capresmu, Bagiku Capresku

"Sekarang sudah, supaya lebih dioptimalkan, dalam menghadapi berbagai perubahan, tantangan dan permasalahan bangsa, yang tidak terlepas pula dari pengaruh dinamika tren global," kata dia.

Selain itu, Ma'ruf juga meminta KAHMI untuk mengokohkan peran sebagai pembawa pesan kerukunan dan perdamaian di tengah masyarakat.

"Anggota KAHMI seyogianya menjadi role model dalam penyebaran informasi yang menyejukkan, yang akan memperkuat nilai-nilai keindonesiaan dan keislaman yang moderat," ujar Ma'ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com