JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, vaksinasi massal untuk polio bakal dilaksanakan mulai minggu depan di Kabupaten Pidie, Aceh.
Vaksinasi massal ini dilakukan pasca tiga orang anak terdeteksi terinfeksi virus polio, setelah Indonesia mendapat sertifikat eradikasi Polio sejak 2014.
"Sekarang naik jadi 3 kasus di Pidie, itu yang sekarang. Makanya Senin depan kita akan mulai vaksinasi massal," kata Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Jumat (25/11/2022).
Baca juga: Kembali Bertambah, 3 Anak di Aceh Dinyatakan Positif Virus Polio
Budi mengungkapkan, polio kembali menyebar lantaran ada beberapa kabupaten/kota yang capaian vaksinasinya sangat rendah.
Hal ini bisa disebabkan oleh pandemi Covid-19 selama 2 tahun terakhir, dan kurangnya pengetahuan orangtua. Budi bilang, orangtua bisa saja salah mengerti mengenai vaksinasi polio.
"Bisa karena kemarin Covid-19, tapi bisa juga karena pemberitaan yang terlalu negatif, yang membuat masyarakat, ibu-ibu, itu salah mengerti mengenai pentingnya vaksinasi," ucap dia.
Baca juga: Kemenkes: Bertambah Dua Anak, Kasus Polio di Pidie Jadi 3 Orang
Diketahui, cakupan vaksinasi polio di Aceh menurun sejak 4 tahun terakhir dari 2019-2022. Penurunan akselerasi vaksin itu terjadi untuk vaksin oral polio vaccine/OPV dosis 1-4 dan inactive polio vaccine/IPV.
Di level nasional, ada 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota di Indonesia masuk kriteria berisiko tinggi (high risk) terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) polio karena rendahnya vaksinasi.
Berdasarkan data Kemenkes, terjadi penurunan cakupan vaksin polio, baik OPV maupun IPV sejak 2 tahun terakhir. Pada tahun 2020, cakupan vaksinasi OPV mencapai 86,8 persen, kemudian menurun pada tahun 2021 menjadi 80,2 persen.
Baca juga: Bandingkan dengan Kasus Polio, Keluarga Korban Pertanyakan soal Status KLB Gagal Ginjal Akut
Sementara itu, vaksinasi IPV di tahun 2020 sebesar 37,7 persen, kemudian naik tipis di tahun 2021 hingga 66,2 persen. Di tahun-tahun ini pula, banyak daerah dengan cakupan vaksinasi rendah termasuk Aceh.
"Akibatnya keluar lagi (kasusnya). Karena polio ini kan kita harusnya sudah hilang," tuturnya.
"Polio itu menyedihkan buat anak-anak kita. Kalau kena polio, cacat dia seumur hidup. Itu sebabnya kita minggu depan akan khusus datang ke Pidie untuk melakukan massive vaccination (vaksinasi massal) polio di sana," jelas Budi.
Baca juga: 3 Kasus Baru Positif Polio Tipe 2 Ditemukan di Pidie Aceh, tapi Tidak Bergejala
Sebelumnya diberitakan, pemerintah menemukan 3 anak terinfeksi virus Polio di Aceh.
Temuan ini berdasarkan hasil pemeriksaan lanjut anak usia di bawah 5 tahun yang tinggal di sekitar kasus polio pada awal november lalu. Pemeriksaan tinja melalui Targeted Healthy Stools Sampling sesuai dengan rekomendasi WHO.
Namun demikian, sesuai dengan pedoman WHO, ketiga anak ini tidak dimasukkan dalam kriteria kasus karena tidak memenuhi kriteria adanya lumpuh layuh mendadak.
Baca juga: Penting untuk Memberantas Polio, Ini Beda Vaksin Polio IPV dan OPV
Di sisi lain, upaya pemantauan terus dilakukan, termasuk upaya skrining dari rumah ke rumah, untuk memastikan tidak ada tambahan kasus lumpuh layuh yang belum terlaporkan.
“Dari hasil pemeriksaan terhadap 19 anak, didapati tiga anak positif virus polio” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Muhammad Syahril dalam siaran pers, Jumat (25/11/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.