JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, gempa bumi susulan di Kabupaten Cianjur berangsur-angsur melemah.
"Kejadian gempa-gempa memang masih ada, gempa susulan, tetapi semakin lemah dan semakin lemah," kata Dwikorita dalam konferensi pers, Kamis (24/11/2022) siang.
Dwikorita pun meminta masyarakat agar tenang karena kondisi diprediksi akan stabil dalam waktu empat hari hingga satu pekan ke depan.
Baca juga: Jokowi: Rehabilitasi Rumah Rusak akibat Gempa di Cianjur Tak Terpaku Satu Skema
Kendati demikian, ia meminta masyarakat untuk mewaspadai curah hujan yang terus meningkat dan dapat mencapai puncaknya pada Desember 2022 atau Januari 2023.
Curah hujan yang tinggi dikhawatirkan dapat menyebabkan longsor dan banjir bandang.
"Jadi yang berada di bantaran-bantaran sungai, di lembah sungai, kemudian dekat lereng gunung ini mohon (berhati-hati)," kata Dwikorita.
Ia menyarankan agar lokasi pengungsian korban gempa bumi didirikan jauh dari lereng gunung maupun lembah sungai demi terhindar dari longsor maupun banjir.
"Semakin ke arah lapang itu semakin aman," ujar Dwikorita.
Gmpa bumi magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022) siang.
Baca juga: BNPB: 39 Korban Hilang akibat Gempa Cianjur Teridentifikasi
Berdasarkan data hingga Kamis sore, gempa ini mengakibatkan 272 orang meninggal dunia, 2.046 orang luka-luka, sedangkan 39 orang berstatus hilang.
Gempa ini juga menyebabkan 62.545 orang mengungsi serta merusak 56.311 rumah dan ratusan fasilitas di 15 kecamatan di Cianjur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.