JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gempa di sekitar Cianjur, Sukabumi, hingga Bandung akan terjadi tiap 20 tahun sekali.
Perkiraan ini merupakan hasil perhitungan BMKG dari gempa-gempa terdahulu di kawasan rawan gempa tersebut.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa di sekitar wilayah itu sebelumnya terjadi pada tahun 2000 atau 22 tahun yang lalu. Gempa juga sempat terjadi pada tahun 1982 atau sekitar 18 tahun sebelum tahun 2000.
Baca juga: BMKG: Gempa Sebenarnya Tidak Melukai, Bangunanlah yang Membunuh Manusia...
Sejatinya kata dia, gempa di wilayah yang sama sudah terjadi 6 kali. Namun sebelum tahun 1982, periode ulang gempa jauh lebih panjang dibanding 3 kali gempa terakhir.
"(Gempa) yang 3 kali terakhir ini 20 tahunan, artinya apa? Gempa dapat terulang kemudian kurang lebih 20 tahun ke depan," kata Dwikorita dalam konferensi pers update penanganan gempa Cianjur secara daring, Selasa (22/11/2022).
Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau bangunan rumah warga di wilayah tersebut harus tahan gempa.
Ia sudah mendiskusikan hal ini dengan Bupati Cianjur Herman Suherman, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk menyiapkan bangunan tahan gempa di masa rehabilitasi dan rekonstruksi nanti.
"Gempa ini dari analisis kajian BMKG merupakan gempa dengan periode ulang kurang lebih 20 tahun, sehingga pada masa pada tahap rekonstruksi, mohon benar-benar diperhatikan agar bangunannya tahan gempa," ucap dia.
Baca juga: 6 Instruksi Jokowi untuk Bantu Korban Gempa Cianjur: Janjikan Bantuan hingga Proses Evakuasi
Saat ini lanjut Dwikorita, BMKG juga melakukan survei untuk mengidentifikasi tanah-tanah yang relatif lebih aman terhadap guncangan gempa. Hasilnya akan segera disampaikan ke pemerintah daerah.
Pihaknya juga sudah menemui tim mitigasi bencana dari pusat geologi.
Tim tersebut tengah melakukan survei untuk mengkaji tanah yang relatif aman dan tidak aman dari bencana longsor.
"Nanti kami akan integrasikan hasil survei tersebut untuk mendukung proses rekonstruksi dalam menentukan kalau memang terpaksa harus mencari tempat yang aman, ada datanya lah, berbasis data," jelas Dwikorita.
Baca juga: Belajar dari Gempa Cianjur, Apa Saja Mitigasi Gempa yang Harus Dilakukan?
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, dan Bandung menjadi kawasan rawan gempa secara permanen.
Pasalnya secara tektotik, kelimanya merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Hasil monitoring BMKG menunjukkan, kawasan ini sering sekali terjadi gempa dengan berbagai variasi magnitudo dan kedalaman.
Kompleksitas terlihat dari cukup banyaknya keberadaan sesar, meliputi sesar Cimandiri, sesar Padalarang, sesar Lembang, dan sesar Cirata.
Baca juga: Apakah Gempa Cianjur Berdampak pada Aktivitas Gunung di Jawa?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.