Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LKPP: Tugas KPU Punya Potensi Risiko Besar Korupsi Pengadaan Barang atau Jasa

Kompas.com - 22/11/2022, 16:06 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi mengakui bahwa tugas penyelenggara pemilu memiliki kerentanan terhadap korupsi dalam pengadaan barang dan jasa.

Hal ini diungkapkan selepas penandatanganan nota kesepahaman dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Selasa (22/11/2022).

"Saya meyakini tugas KPU, KPUD, memiliki potensi risiko yang besar," ujar Hendrar Prihadi dalam sambutannya di kantor KPU RI.

"Menurut data yang terkumpul dari sebuah sistem online dari direktori putusan Mahkamah Agung, dari 2014 sampai 2020, kasus korupsi yang terkait anggota KPU dan KPUD terkait pengadan barang/jasa ini total sebanyak 44 kasus yang tentu ini menjadi keprihatinan kita bersama," katanya lagi.

Baca juga: Menkominfo Sebut KPU Harus Serius Perhatikan Pertahanan Serangan Siber, Singgung Penetration Test

Hendrar mengakui bahwa lembaganya juga memiliki tanggung jawab besar untuk mengantisipasi korupsi tersebut terus-menerus terjadi.

Menurutnya, potensi korupsi dalam pengadaan barang dan jasa, termasuk pada anggota KPU, tak selalu berkaitan dengan minimnya integritas.

"Tapi ada juga kemungkinan ketidakpahaman tentang aturan yang berlaku," ujar Hendrar.

"Semoga dengan adanya nota kesepahaman pagi hari ini, KPU, KPUD, dan LKPP bisa memberikan solusi terbaik dalam menjalankan proses pengadaan barang/jasa dalam Pemilu 2024, sehingga tercipta rasa aman dan nyaman buat kita semuanya," katanya lagi.

Baca juga: Lagi, KPU Nyatakan 5 Parpol Pemenang Sengketa di Bawaslu Tak Lolos Verifikasi Administrasi

Ia berharap agar pengadaan barang dan jasa yang dilakukan KPU RI ke depan dapat berfokus pada produk-produk dalam negeri, khususnya produk-produk dari usaha mikro, kecil, dan koperasi.

Hendrar juga berharap, Pemilu 2024 juga dapat berkontribusi positif untuk mengungkit sektor perekonomian negara.

"Meskipun dampak pada pertumbuhan ekonomi menurut catatan statisik relatif kecil, tapi pemilu tetap dapat memiliki kontribusi menggerakkan ekonomi dan meningkatkan konsumsi secara agregat," ujar Hendrar.

Baca juga: Tak Lolos Verifikasi KPU, Partai Prima Tuding Ada Faktor Politik Jegal Partisipasi Rakyat

Dalam kesempatan yang sama, Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari mengklaim bahwa pihaknya juga berharap tahapan pemilu dapat berkontribusi atas perekonomian.

Di sisi lain, ia menyebutkan bahwa pengadaan logistik yang paling utama dilakukan KPU RI jelang pemilu terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu surat suara dan formulir penghitungan suara.

"Karena di situlah pendokumentasian, pengadministrasian kedaulatan rakyat disalurkan dan itu dicatat di sana," kata Hasyim.

"Oleh karena itu, di antara sekian banyak anggaran yang disiapkan oleh KPU di antaranya untuk pemenuhan sarana dan prasarana atau alat kelengkapan," ujarnya lagi.

Baca juga: KPU Hapus Syarat Batas Periode Jabatan Calon Anggota PPK dan PPS untuk Pemilu 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com