Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilalui Sesar Cimandiri, Ini Sejarah Gempa Cianjur sejak Tahun 1844

Kompas.com - 22/11/2022, 11:58 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebutkan, Kabupaten Cianjur dan sekitarnya kerap diguncang gempa sejak dahulu.

Sebab, kawasan tersebut dilalui sesar Cimandiri yang aktivitasnya memicu terjadinya gempa.

"Getaran gempa yang ada di beberapa kawasan ini ternyata memang terdapat sesar aktif yang cukup potensial dan itu bisa memicu terjadinya gempa signifikan seperti kemarin," kata Daryono dalam tayangan Kompas TV, Selasa (22/11/2022).

Melansir geologi.co.id, sesar Cimandiri merupakan sesar atau patahan geser aktif sepanjang kurang lebih 100 kilometer. Sesar ini memanjang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, lalu mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang.

Baca juga: BMKG: 122 Gempa Susulan Guncang Cianjur hingga Selasa Pagi

Daryono mengatakan, gempa bumi di Kabupaten Cianjur dan sekitarnya yang dampaknya sangat merusak terjadi pada tahun 1844. Kemudian pada 1879, 1910, dan 1912.

Lalu, sejak penggunaan seismograf, tercatat ada beberapa gempa merusak lainnya di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi yakni:

  • 2 November 1969: gempa bermagnitudo 5,4 menimbulkan banyak korban dan kerusakan;
  • 26 November 1973: menimbulkan kerusakan;
  • 10 Februari 1982: gempa bermagnitudo 5,5 dengan 7 korban luka dan banyak rumah rusak;
  • 12 Juli 2000: gempa bermagnitudo 5,4 mengakibatkan 1900 rumah rusak;
  • 12 Juni 2011: mengakibatkan 136 rumah rusak;
  • 4 Juni 2012: mengakibatkan 104 rumah rusak;
  • 8 September 2012: mengakibatkan 560 rumah rusak;
  • 11 Maret 2020: mengakibatkan 760 rumah rusak;
  • 21 November 2022: gempa bermagnitudo 5,6 mengakibatkan ratusan korban dan ribuan rumah rusak.

"Rata-rata gempa yang terjadi di zona ini tidak ada yang melebihi 6,0 semuanya bermagnitudo 5 koma," ujar Daryono.

Daryono mengatakan, skala gempa yang mengguncang Cianjur pada Senin kemarin sebenarnya tidak terlalu besar.

Namun, gempa bermagnitudo 5,6 itu menimbulkan kerusakan signifikan karena berjenis tektonik kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.

"Karakteristik shallow crustal earthquake sangat dangkal. Jadi memang energinya itu dari pusat yang dipancarkan, yang diradiasikan ke permukaan tanah itu masih kuat," terangnya

Selain itu, kata Daryono, struktur bangunan di wilayah terdampak tidak memenuhi standar tahan gempa. Banyak sekali rumah yang dibangun tanpa mengindahkan struktur aman gempa karena menggunakan besi tulangan atau semen standar.

Baca juga: Mengapa Gempa M 5,6 di Cianjur Sangat Merusak? Ini Penjelasan BMKG

Lokasi permukiman penduduk yang berada di daerah tanah lunak juga menyebabkan resonansi gelombang yang akhirnya mengamplifikasi atau memperbesar dampak getaran gempa.

Belum lagi, di daerah perbukitan atau lereng, rumah-rumah penduduk mengalami kerusakan parah lantaran topografi wilayah tidak stabil.

Dengan berbagai catatan tersebut, menurut Daryono, seharusnya dilakukan upaya-upaya mitigasi untuk mengantisipasi bahaya gempa di kawasan Cianjur dan sekitarnya.

"Kalau kita lihat fakta tektonik, fakta sumber gempanya, kegempaannya, sejarahnya, kawasan ini memang kawasan yang permanen menjadi kawasan rawan gempa, sehingga kita harus memiliki upaya mitigasi konkret terkait dengan bahaya gempa ini," kata dia.

Baca juga: Pemprov DKI Bakal Kirim Bantuan ke Korban Gempa Cianjur, Barang Senilai Rp 2 Miliar

Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB. Gempa itu dirasakan di sejumlah provinsi di Jawa Barat, Banten, juga DKI Jakarta.

Menurut catatan BMKG, hingga Selasa (22/11/2022) pukul 07.30 WIB, telah terjadi 122 gempa susulan dengan magnitudo terbesar 4,2 dan terkecil magnitudo 1,5.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, hingga Senin malam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada 162 korban meninggal dunia akibat gempa. Mayoritas merupakan anak-anak.

Selain itu, 2.345 unit rumah dilaporkan rusak dengan skala kerusakan 60-100.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com