JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para calon presiden dan calon presiden (capres-cawapres) mendatang menjaga situasi politik tetap tenang saat berkontestasi dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan pada Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2022 yang digelar di Solo, Senin (21/11/2022).
Menurut Jokowi, jika hal sulit dilakukan, minimal para capres dan cawapres menjaganya agar jangan sampai memanas.
Sebab, stabilitas politik dalam negeri erat kaitannya dengan situasi dunia yang masih dilanda krisis.
Baca juga: Jokowi Belum Kirim Surpres Pergantian Panglima TNI, DPR Yakin Tak Akan Ada Kekosongan Jabatan
"Saya hanya titip pada calon-calon presiden, calon-calon wakil presiden yang juga hadir di sini. Saya tidak mau sebut siapa. Tapi, tadi secara blak-blakan Pak Menteri Investasi sudah sampaikan. Jadi saya enggak usah mengulang," ujar Jokowi, sebagaimana disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Senin.
"Saya titip dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti ini, kita harus semua menjaga agar kondusivitas, situasi politik itu tetap adem kalau bisa. Kalau enggak bisa, paling banter ya anget (hangat) tapi jangan panas. Karena situasinya tidak normal. Hati-hati situasi dunia sedang tidak normal," katanya lagi.
Sebelum Jokowi menyampaikan sambutannya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sempat menyapa beberapa tokoh yang menghadiri Munas HIPMI.
Mereka antara lain Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Bahlil lantas menyebut ketiganya sebagai capres yang berpotensi maju pada pilpres mendatang.
Baca juga: Jubir Wapres: Jokowi dan Maruf Satu Irama, Tidak Ada Pertentangan
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyinggung soal kondisi 14 negara yang saat ini sudah meminta bantuan anggaran dari dana moneter internasional (IMF) dalam sambutannya.
Ia membandingkan kondisi saat ini dengan situasi krisis moneter pada 1997/1998, yang mana ada lima negara meminta bantuan IMF.
"Itu hanya 5 negara itu sudah geger. Ini sudah 14 negara masuk menjadi pasiennya IMF. Dan 28 negara ngantri di depan pintunya IMF lagi. Diperkirakan sampai angka 66," ujar Jokowi.
"Dan itu enggak mungkin bisa mendapatkan bantuan semuanya enggak mungkin. Karena juga keterbatasan dari IMF, dari Bank Dunia punya keterbatasan itu," katanya lagi.
Baca juga: Disebut Punya Tiket Maju Capres 2024, Puan: Alhamdulillah
Oleh karenanya, sekali lagi Jokowi mengingatkan para capres-cawapres membawa suasana politik menuju 2024 itu betul-betul dijaga tidak memanas.
Kepala negara mempersilakan apabila para capres dan cawapres saling memperdebatkan ide-ide dan inisiatif untuk bangsa. Terlebih, jika gagasan yang dibawa inovatif untuk kebaikan masyarakat.
Namun, mantan Wali Kota Solo itu mengingatkan supaya tidak ada politik identitas.
"Tapi jangan sampai panas. Apalagi membawa politik SARA. Tidak, jangan. Politisasi agama, tidak jangan. Setuju? Politisasi agama jangan. Jangan," kata Jokowi.
"Kita sudah merasakan dan itu terbawa lama. Hindari ini. Lakukan politik gagasan, politik ide. Tapi, jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas jangan. Sangat berbahaya baagi negara sebesar Indonesia yg sangat beragam," ujarnya lagi.
Baca juga: Respons Gerindra Saat Cak Imin Ancam Bentuk Komposisi Baru jika Prabowo Duet dengan Ganjar
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.