Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI Minta Prajurit Tersangka Mutilasi Mimika Dituntut Maksimal

Kompas.com - 20/11/2022, 16:05 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa meminta para prajurit yang menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan dan mutilasi di Timika, Papua, dituntut dengan hukuman seumur hidup dalam pengadilan militer.

Hal itu disampaikan Andika dalam rapat dengan tim hukum TNI yang ke YouTube.

Dalam rapat itu Andika sempat bertanya tentang seorang prajurit yang menjadi tersangka dan diduga sebelumnya pernah melakukan mutilasi.

Baca juga: Ketua Komnas HAM Sempat Temui Panglima TNI, Minta Pelaku Mutilasi di Mimika Diadili di Pengadilan Koneksitas

"Terus yang katanya sudah pernah melakukan mutilasi sebelumnya siapa?" tanya Andika seperti dikutip dari akun YouTube miliknya, Minggu (20/11/2022).

"Pratu Rahmat. Sudah masuk berkasnya bapak. (Pasal) berlapis, beberapa berkas," kata Dirbindik Puspom AD Kolonel CPM Abidin.

"Iya itu berarti nanti yang lain maksimal tuh, seumur hidup," ujar Andika.

"Tersangka berapa? 10 orang plus masih ada yang belum ketemu yaitu sumber senjata. Dari siapa? Margono? Oke itu masih harus dicari terus," ucap Andika.

Menurut Abidin, penyidik Puspom AD menetapkan 6 tersangka dalam kasus pembunuhan dan mutilasi di Mimika, Timika, Papua yang diduga dilakukan oleh anggota Brigade Infanteri Raider 20/Ima Jaya Keramo/3.

Baca juga: Tokoh Kunci Kasus Mutilasi di Mimika Ditangkap, Hampir 2 Bulan Buron, Roy Diringkus Saat Sembunyi di Atas Plafon

"Untuk berkas perkara ini sudah kami limpahkan ke Odmilti IV Makassar," ucap Abidin.

Dalam rapat itu, Komandan Puspom AD Letjen TNI Chandra W. Sukotjo memaparkan tersangka yang pertama kali mencetuskan gagasan untuk melakukan mutilasi terhadap 4 korban warga sipil.

"Dari hasil perkembangan penyidikan memang inisiasi pertama itu datang dari Mayor Herman," ucap Chandra.

Chandra mengatakan, sampai saat ini penyidik Puspom AD terus melakukan penyidikan terhadap para tersangka untuk membongkar jaringan atau pelaku lain.

Hal itu dilakukan guna mencari prajurit lain yang diduga terlibat dalam penjualan senjata api dan amunisi kepada warga sipil di Papua.

Baca juga: Komnas HAM Duga Aksi Pelaku Mutilasi Mimika Bukan yang Pertama

"Karena kami tidak puas dengan hasil bahwa senjata-senjata ini bukan menjadi ladang bisnis
seperti Panglima bilang tadi. Ada kemungkinan jual amunisi juga senjata menjadi atensi kami," ucap Chandra.

Kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap 4 warga Mimika diungkap oleh polisi 22 Agustus 2022. Jenazah para korban berinisial LN, AL, AT, dan IN berhasil diidentifikasi.

Halaman:


Terkini Lainnya

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com