JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso geram dengan ibu-ibu yang menghalang-halangi anaknya untuk disuntik vaksin polio.
Pasalnya, jika seorang anak sudah terkena polio, maka anak itu bisa lumpuh seumur hidup.
"Kalau polio, lumpuh seumur hidup. Anak itu susah mau jadi pemain bola. Ya kan? Susah jadi atlet sprinter. Kita bisa bayangkan bagaimana sedihnya seorang anak yang lumpuh seperti itu," ujar Piprim saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Minggu (20/11/2022).
Baca juga: Gejala Polio di Aceh, Pasien Alami Demam hingga Tanda Kelumpuhan di Kaki Kiri
"Jadi, jadi orangtua enggak boleh egois. Karena perilaku orang tua yang menghalang-halangi anaknya vaksin itu yang jadi korban anaknya. Dia merusak masa depan anaknya," sambung dia.
Piprim meminta masyarakat sadar bahwa sebenarnya efek dari vaksin jauh lebih tidak berbahaya dari penyakitnya.
Dia berharap para orang tua tidak galau apakah memberikan buah hatinya vaksin atau tidak. Seharusnya, yang perlu lebih dikhawatirkan adalah penyakit.
"Ini kita kan enggak boleh gagal fokus. Enggak boleh keliru memilih prioritas hidup. Masa kita lebih galau sama vaksinnya, padahal efek sampingnya mungkin hanya demam sedikit, itu pun enggak semua demam, mungkin agak bengkak-bengkak, merah-merah sedikit," tutur Piprim.
Untuk itu, Piprim meminta para orang tua harus menjadi sosok yang bijaksana dan cerdas.
Dia berharap masyarakat mau melakukan imunisasi demi mencegah penyakit polio.
"Supaya mereka concern dengan penyakitnya dan mereka mau melakukan vaksinasi," imbuh dia.
Diketahui, satu kasus polio yang ditemukan di Kabupaten Pidie, Aceh membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio.
Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Polio yang Harus Diwaspadai
Walau hanya ditemukan satu kasus, namun Kemenkes memandang penetapan status KLB Polio ini diperlukan. Sebab, sejak tahun 2014, Indonesia mendapatkan sertifikat eradikasi polio (Indonesia bebas Polio).
"Karena Indonesia sudah nyatakan eradikasi tapi ternyata ada (muncul) virus polio liar apalagi virus (polio) tipe 2 yang dianggap sudah enggak ada lagi," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (19/11/2022).
Untuk kasus polio di Aceh ini, Maxi menjelaskan seorang anak berusia 7 tahun yang menjadi korbannya.
Rupanya, anak penderita polio itu belum menerima vaksinasi apapun sehingga Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tidak terpenuhi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.