Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2022, 17:56 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak mau terburu-buru menentukan figur calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampinginya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang.

Ia ingin menilik lebih dulu pasangan calon (paslon) capres-cawapres dari poros koalisi partai politik (parpol) lain.

“Ya saya kira kalau mau main badminton, menentukan pasangan kalau belum tahu kontestan diseberang bagaimana?” ujar Anies ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022).

Baca juga: Survei Voxpol Center Ungkap Anies Puncaki Elektabilitas Capres Pilihan Publik

Maka ia lebih memilih untuk membantu penjajakan koalisi yang tengah diupayakan oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sebab, menurut dia, sepanjang sejarah Pilpres sejak tahun 2004, paslon capres-cawapres ditentukan mendekati akhir pendaftaran.

“(Pilpres) sudah berjalan 18 tahun ya, selama periode itu, bicara tentang pasangan (capres-cawapres) tidak ditentukan satu setengah tahun sebelumnya kan. Selalu ketika menjelang waktunya baru (ditentukan),” papar dia.

Ia menyampaikan terlalu dini jika cawapres ditentukan saat ini.

Pasalnya, sampai saat ini belum ada koalisi parpol yang telah resmi mendeklarasikan paslon capres-cawapresnya.

“Tidak selalu menunggu sampai final, tapi paling tidak gambarannya ada. Hari ini gambarannya belum ada sama sekali,” imbuh dia.

Diketahui sebagai capres yang diusung Nasdem, Anies mendapatkan hak prerogatif dari Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh untuk menentukan cawapresnya sendiri.

Baca juga: Siap Tampung Ganjar untuk Duet dengan Anies, Nasdem: Why Not The Best?

Namun, di sisi lain, Nasdem tak bisa mengusung Anies sendirian di Pilpres 2024 karena tak memenuhi ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen kursi Parlemen.

Maka, Nasdem berupaya membentuk koalisi bersama PKS dan Nasdem.

Kedua, parpol oposisi pemerintah itu pun memiliki kandidat cawapresnya masing-masing.

PKS mengusulkan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, sedangkan Demokrat merasa Anies cocok berpasangan dengan Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Presiden 2029 Bisa Ditentukan Pemegang Data Digital

Jokowi Sebut Presiden 2029 Bisa Ditentukan Pemegang Data Digital

Nasional
Komnas HAM Benarkan Laporan soal BUMN Pasok Senjata untuk Junta Militer Myanmar

Komnas HAM Benarkan Laporan soal BUMN Pasok Senjata untuk Junta Militer Myanmar

Nasional
Diisukan Gabung TPN Ganjar, Andi Widjajanto: Belum Tahu Saya

Diisukan Gabung TPN Ganjar, Andi Widjajanto: Belum Tahu Saya

Nasional
Kaesang Sebut Tidak Bahas Politik jika Sedang Bertemu Jokowi

Kaesang Sebut Tidak Bahas Politik jika Sedang Bertemu Jokowi

Nasional
Jusuf Kalla Prihatin dengan Perubahan Iklim, Bikin Cuaca Makin Panas hingga Produksi Beras Menurun

Jusuf Kalla Prihatin dengan Perubahan Iklim, Bikin Cuaca Makin Panas hingga Produksi Beras Menurun

Nasional
Nasdem Duga Sakit Prostat Syahrul Yasin Limpo Kambuh karena Kepikiran Kasus di KPK

Nasdem Duga Sakit Prostat Syahrul Yasin Limpo Kambuh karena Kepikiran Kasus di KPK

Nasional
Blusukan di Cipinang Melayu, Kaesang Dikerubuti Warga Minta Foto dan Tanda Tangan

Blusukan di Cipinang Melayu, Kaesang Dikerubuti Warga Minta Foto dan Tanda Tangan

Nasional
Politikus Golkar Harap Pertemuan Jokowi dan SBY Jadi Sinyal Bergabungnya Demokrat ke Kabinet

Politikus Golkar Harap Pertemuan Jokowi dan SBY Jadi Sinyal Bergabungnya Demokrat ke Kabinet

Nasional
Potensi Ekonomi Digital Tembus Belasan Triliun, Jokowi: Kita Harus jadi Pemain

Potensi Ekonomi Digital Tembus Belasan Triliun, Jokowi: Kita Harus jadi Pemain

Nasional
Perjanjian Way Ratai Jadi Tindak Lanjut Kerja Sama Pertamina Geothermal Energy dan Chevron

Perjanjian Way Ratai Jadi Tindak Lanjut Kerja Sama Pertamina Geothermal Energy dan Chevron

Nasional
Dilantik Menhub, Marsdya Kusworo Resmi Jabat Kepala Basarnas

Dilantik Menhub, Marsdya Kusworo Resmi Jabat Kepala Basarnas

Nasional
Struktur Inti Tim Pemenangan Nasional Ganjar Disebut Bakal Rampung Hari Ini

Struktur Inti Tim Pemenangan Nasional Ganjar Disebut Bakal Rampung Hari Ini

Nasional
Sampaikan Eksepsi, Kubu Roy Rening Nilai Dakwaan Jaksa KPK secara Ujug-ujug

Sampaikan Eksepsi, Kubu Roy Rening Nilai Dakwaan Jaksa KPK secara Ujug-ujug

Nasional
Ditjen Imigrasi Belum Dapat Info Resmi Mentan Syahrul Bakal Balik ke Indonesia 5 Oktober

Ditjen Imigrasi Belum Dapat Info Resmi Mentan Syahrul Bakal Balik ke Indonesia 5 Oktober

Nasional
Menag Terbitkan Aturan Penceramah Tak Boleh Provokasi dan Kampanye Politik Praktis

Menag Terbitkan Aturan Penceramah Tak Boleh Provokasi dan Kampanye Politik Praktis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com