JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pertahanan (Kemenhan), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyepakati kerja sama Kolaborasi Pembentukan dan Pengoperasian Multi-Country Training Hub for Health Emergency, termasuk di dalamnya Pusat Pelatihan Tim Medis Darurat di Indonesia.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) telah dilakukan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dirjen WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus di sela-sela KTT G20, di Bali.
Budi Gunadi mengatakan, kerja sama pembentukan pusat pelatihan tim medis darurat dibutuhkan karena adanya potensi pandemi Covid-19 berikutnya di tengah bahaya hidrometeorologi yang disebabkan cuaca ekstrem dan perubahan iklim.
Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap bencana alam dan keadaan darurat, termasuk keadaan darurat kesehatan.
Baca juga: Prabowo Teken Kesepakatan Pembentukan Pusat Pelatihan Medis di Unhan dengan WHO
"Untuk menjadi bangsa yang tahan bencana, untuk melindungi rakyat kita dan generasi mendatang, kita membutuhkan kemauan politik yang kuat dan upaya kolektif di antaranya dengan pembentukan pusat pelatihan kegawat daruratan kesehatan," kata Budi Gunadi dalam siaran pers, Rabu (16/11/2022).
Budi Gunadi mengungkapkan, kerangka pengurangan risiko bencana membutuhkan upaya multi-sektoral dalam mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat.
Pemerintah sebagai pembuat kebijakan, regulator, dan koordinator pemangku kepentingan harus bekerja sama dengan masyarakat. Sedangkan masyarakat dapat berperan sebagai akselerator dalam kesiapsiagaan di lingkungannya sendiri.
Sementara itu, sektor swasta berfokus pada penyediaan layanan dan produk yang membantu mencapai tujuan kesiapsiagaan kedaruratan kesehatan.
"Membangun kerangka kolaborasi pentahelix, pemerintah, masyarakat sipil, media, akademisi, dan entitas bisnis dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah dalam mengurangi risiko bencana," ujar Budi Gunadi.
Baca juga: Jokowi: Kita Perlu WHO yang Lebih Kuat dan Bertaring
Kemudian, perguruan tinggi berperan sebagai pusat penelitian dalam memproduksi dan menyebarluaskan pengetahuan tentang kebencanaan, khususnya yang berkaitan dengan kedaruratan kesehatan.
Perguruan tinggi juga dapat mendukung pemerintah dalam pengelolaan kesehatan selama fase krisis. Tak heran, kerja sama ini melibatkan Universitas Pertahanan Republik Indonesia untuk mendirikan Multi-Country Training Hub for Health Emergency di Indonesia.
"Mengingat hal tersebut, perguruan tinggi sebagai komponen intelektual memiliki posisi strategis dalam upaya pengurangan risiko bencana. Saya optimis MoU ini akan menjadi landasan bagi sistem manajemen krisis kesehatan yang lebih kuat," kata Budi Gunadi.
Baca juga: Kementerian Pertahanan dan WHO Sepakat Bentuk Pusat Pelatihan Medis Darurat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.