JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem kendali senjata dan alat bidik tank amfibi BMP-3F dan PT-76 milik Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) saat ini tengah dimodernisasi.
“Saat ini kita sudah (sedang) memodernisasi sistrm kendali senjata dari tank yang kita punya yaitu BMP-3F dan PT-76 kita,” kata Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono usai memimpin upacara peringatan HUT ke-77 Korps Marinir di Lapangan Ksatrian Marinir Hartono, Cilandak, Jakarta, Selasa (15/11/2022).
Baca juga: TNI AL Jajaki Pembelian Drone hingga Senjata Sniper Modern untuk Marinir
Dari hasil modernisasi ini, nantinya BMP-3F mampu mengunci 5 hingga 15 sasaran sekaligus pada posisi kanan maupun kiri.
Dari kuncian sasaran tersebut, BMP-3F dapat melancarkan tembakan secara otomatis dan berturut-turut.
Ia menargetkan upaya modernisasi tersebut akan rampung pada pertengahan 2023.
“Insya Allah pertengahan 2023 akan selesai, minimal kita punya 57 tank BMP-3F yang siap tempur, siap digunakan untuk suatu saat,” ujarnya.
Baca juga: Amankan G20, 14 KRI TNI AL Berstatus Siap Tempur Kelilingi Pulau Bali
“Juga kita berusaha mengajukan kepada teman-teman Kemenhan untuk pengadaan BMP-3F yang selama ini masih tertunda jumlahnya, untuk sambil menunggu itu dilaksanakan adalah modernisasi tadi,” imbuh dia.
Dikutip dari Kompas.id, BMP-3F merupakan tank amfibi berjenis armoured personnel carrier pabrikan Rusia.
BMP-3F dinilai lebih andal daripada pendahulunya, yakni tank PT-76, yang juga sama-sama buatan Rusia.
BMP-3F pertama kali tiba di Indonesia pada 2010 sebanyak 17 unit. Kedatangan kedua BMP-3F pada 2013 sebanyak 37 unit.
Baca juga: TNI AL Siapkan Prosedur Evakuasi Delegasi G20 melalui Jalur Laut
Tank amfibi BMP-3F mampu mengisi amunisi dari rak amunisi secara otomatis. Selain itu, amunisi yang digunakan juga lebih besar.
Selain itu, BMP-3F menggunakan amunisi berkaliber 100 mm, lebih besar dari PT-76 yang menggunakan amunisi 90 mm.
BMP-3F juga mampu menembakkan misil serta dilengkapi senjata lain berupa senapan mesin koaksial 30 mm dan PKT 7,62 mm. Fitur tersebut tidak tersedia di PT-76.
PT-76 merupakan tank amfibi ringan atau light amphibious yang telah digunakan Korps Marinir TNI AL pada berbagai operasi, mulai dari Operasi Dwikora hingga Operasi Seroja di Timor Timur.
Dilansir dari Army Technology, Tank Plavayushchiy Rusia atau PT-76 adalah tank amfibi ringan yang dikembangkan pada awal 1950-an.
Baca juga: Amankan G20, 14 KRI TNI AL Berstatus Siap Tempur Kelilingi Pulau Bali