Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Sebut Ilmuwan Perlu Dapat Peran Lebih Besar

Kompas.com - 16/11/2022, 06:26 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan, ilmuwan harus mendapat ruang yang lebih besar karena ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kunci utama kemajuan sebuah bangsa.

Hal ini disampaikan Ma'ruf saat menerima audiensi pengurus Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) di kediaman resminya di Jalan Diponegoro, Jakarta, Selasa (15/11/2022).

“Indonesia punya sumber daya alam yang melimpah, punya sumber daya manusia yang besar. Tapi, memang memerlukan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat potensi ini menjadi sesuatu kekuatan besar," kata Ma'ruf, dikutip dari siaran pers.

Baca juga: 6 Ilmuwan Indonesia yang Diakui Dunia, Ada Alumnus ITB

"Itu adalah peran ilmuwan. Karena itu, saya sangat mendukung dan men-support supaya para ilmuwan ini diperankan lebih besar lagi dan lebih tepat,” ujar dia.

Ma'ruf mencontohkan, para ilmuwan memiliki kiprah strategis mengatasi pandemi Covid-19.

Ia menuturkan, melalui pendekatan berbasis keilmuan, pemerintah mampu mengambil sejumlah langkah dan kebijakan yang tepat dalam mengendalikan pandemi beserta dampaknya.

“Segala sesuatu dalam menentukan kebijakan harus berdasarkan sains, ilmu pengetahuan. Termasuk kemarin sebenarnya, terima kasih atas bantuan para ilmuwan, dalam mengatasi pandemi. Itu juga pendekatannya dengan keilmuan, sehingga kita bisa mengendalikan dengan baik,” kata dia.

Menurut Ma'ruf, kiprah ilmuwan Indonesia sebenarnya terbuka sangat lebar di berbagai bidang.

Baca juga: Dua Guru Besar IPB Masuk 100 Top Ilmuwan Terbaik Asia Bidang Marketing

Ia mendorong ilmuwan untuk menyiapkan konsep-konsep yang tepat dalam menghadapi krisis energi, krisis pangan, dan krisis finansial, termasuk aspek-aspek regulasinya.

“Kita kan sekarang menghadapi krisis energi, krisis pangan, dan krisis finansial. Kita harus ada konsep-konsep tepat dalam menghadapinya,” ujar Ma'ruf.

Ma'ruf menambahkan, ada beberapa sektor yang bisa digarap ALMI untuk mendukung program pemerintah, yaitu kemiskinan ekstrem, stunting, reformasi birokasi, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, serta percepatan pembangunan Papua.

Baca juga: Peneliti IPB Ini Masuk dalam Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia

Khusus untuk Papua, Wapres mengharapkan kontribusi pemikiran ALMI untuk mengefektifkan implementasi kebijakan pemekaran Papua yang saat ini telah terbentuk 3 daerah otonomi baru (DOB) di Papua.

“Kita ingin DOB ini menjadi game changer penyelesaian Papua. Konsepnya bagaimana mengefektifkan peran ini, baik dari aspek kesejahteraan maupun aspek keamanan,” kata dia.

Ma'ruf pun meminta ALMI memperkuat kerja samanya dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kementerian/lembaga terkait, serta berbagai lembaga sains yang ada dalam merumuskan pemikiran-pemikiran yang inovatif.

“Saya berharap nanti ada kerja sama ALMI dengan BRIN, dengan lembaga-lembaga sains lain, kemenko-kemenko mengembangkan pemikiran-pemikiran,” ujar Ma'ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com