JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil mengatakan dukungan rakyat adalah yang segalanya dalam memenangkan seorang calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di kontestasi pemilihan presiden (Pilpres).
Nasir merespons Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang menanyakan pemodal besar lantaran tidak memiliki pemodal besar maupun kecil.
"Bukan berarti misalnya ada kesan seolah-olah PKS misalnya belum rela atau ada nama lain untuk menjadi cawapres lain dan sebagainya, atau soal bohir lah, soal pemodal. Sebab, saya percaya bahwa dukungan rakyat segala-galanya," ujar Nasir saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (14/11/2022).
Nasir lantas menyinggung, di beberapa daerah, ada calon yang memiliki bohir dan didukung banyak partai. Tetapi, tetap kalah dengan calon independen.
Baca juga: PAN Bantah Dekati PKS-Demokrat untuk Jegal Anies Maju Pilpres 2024
Ia kemudian mengatakan bahwa uang bukan segalanya, walau terkadang bisa menentukan segalanya.
"Tapi sekali lagi, dukungan rakyat lah yang paling diutamakan, dukungan rakyat paling besar. Jadi ini bukan soal bohir, soal pemodal ya," katanya.
Sementara itu, Nasir Djamil mengingatkan calon mitra koalisi PKS dalam Koalisi Perubahan, yakni Nasdem dan Demokrat, agar fokus mengusung calon yang akan menang di Pilpres 2024.
Ia menekankan tidak mungkin ada pihak yang akan mengusung calon yang berpotensi kalah.
"Kita harapkan koalisi yang lebih fokus terhadap calon yang diusung bisa menang. Karena tidak mungkin kita mengusung calon yang berpotensi kalah. Calon yang diusung bisa menang. Walaupun survei bukan segala-galanya, tapi dia memandu seorang kandidat," ujar Nasir.
Baca juga: Surya Paloh Tak Ingin Jokowi Ucapkan Selamat Tinggal meski Nasdem Capreskan Anies
Sebelumnya, Surya Paloh mengharapkan kedatangan pemodal besar, di saat mitra koalisinya, PKS sedang melawan pemodal besar tersebut.
Surya Paloh menanyakan siapa pemodal besar yang disebut PKS menyebabkan gagalnya deklarasi koalisi Nasdem-Demokrat-PKS.
"Siapa pemodal besar itu? Kita pun juga kepingin. Coba sebutkan kita kepingin, katakan kita kepingin," ujar Paloh saat ditemui di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2022).
Surya Paloh menjelaskan, pemodal besar itu harus mau dekat dan bersimpati dengan Nasdem. Jika iya, maka Nasdem akan menghormati pemodal besar tersebut.
"Ini kan apes ini. Pemodal besar enggak ada, pemodal kecil enggak ada," kata Paloh.
Akan tetapi, Surya Paloh tetap mewaspadai jika ternyata pemodal besar tersebut ingin mengacaukan koalisi Nasdem-Demokrat-PKS.
Pasalnya, ia mengatakan, segala kemungkinan bisa saja terjadi jelang Pilpres 2024.
"Heh ini kan segala kemungkinan bisa terjadi. Kalau kita bilang iya, salah. Kita bilang tidak, juga salah. Jadi, kita harus waspada. Bahasa Jawa-nya eling dan wospodo," ujar Surya Paloh.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.