JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik sekaligus pendiri Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti memprediksi, Presiden Joko Widodo bakal segera melakukan reshuffle atau merombak Kabinet Indonesia Maju dengan mencopot menteri-menteri Partai Nasdem.
Ini tak lepas dari deklarasi Partai Nasdem atas pencalonan presiden Anies Baswedan untuk Pemilu 2024.
"Saya melihat, setidaknya Februari 2023 anggota kabinat dari Nasdem akan diganti," kata Ray kepada Kompas.com, Minggu (13/11/2022).
Baca juga: Survei Litbang Kompas: 15,1 Persen Warga Pilih Capres yang Didukung Jokowi
Dari tiga nama menteri Nasdem, Ray menduga, dua di antaranya bakal dicopot. Keduanya yakni Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Sementara, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK) Siti Nurbaya Bakar mungkin dipertahankan karena kinerjanya baik.
Ray mengatakan, Jokowi butuh ketenangan untuk menuntaskan sisa masa jabatannya hingga 2024 mendatang. Sementara, keberadaan Nasdem di pemerintahan terus menuai pro dan kontra sejak deklarasi pencapresan Anies Baswedan.
"Pak Jokowi butuh ketenangan politik, sementara Nasdem butuh riuh rendah politik," kata Ray.
"Jadi, pilihannya memang dua, mundur atau dimundurkan," tuturnya.
Baca juga: Akankah Jokowi Benar-benar Meninggalkan Nasdem?
Kendati demikian, menurut Ray, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sedianya tak rela jika partainya didepak dari kabinet. Nasdem tetap membutuhkan kadernya berkiprah di pemerintahan hingga 2024 mendatang.
Ray juga menduga, Paloh tidak ingin partainya terlihat jelas sebagai oposisi pemerintahan kini. Sebab, hal itu bakal menyulitkan posisi elektoral Nasdem.
Dengan mengusung Anies Baswedan sebagai capres, Nasdem mungkin akan menerima limpahan elektabilitas. Namun, angkanya diprediksi tidak besar.
Diperkirakan, coat-tail effect atau efek ekor jas lebih banyak didulang Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ketimbang Nasdem.
Padahal, dengan mengusung Anies, pemilih moderat Nasdem akan beralih lantaran partai yang semula mereka dukung terlihat sebagai oposisi Jokowi.
"Tentu saja Nasdem akan berupaya keras agar tetap berada di dalam kabinet sampai akhir," ujar Ray.
Namun demikian, Ray menambahkan, pilihan politik Paloh untuk 2024 jelas berbeda dengan preferensi Jokowi. Sehingga, kebutuhan politik keduanya pun tak sama lagi.