JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo bertolak menuju Tanah Air usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-40 dan ke-41 serta KTT lainnya di Kamboja, Minggu (13/11/2022) sore.
Dari Bandara Internasional Phnom Penh, Jokowi dan rombongan lepas landas dengan menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1 sekitar pukul 15.40 waktu setempat.
Dikutip dari siaran pers, Jokowi direncanakan mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang akan berlangsung pada 15-16 November 2022.
Tampak melepas Jokowi bersama Iriana di tangga pesawat yaitu Menteri Pos dan Telekomunikasi Kamboja, Chea Vandeth.
Baca juga: Banyak Kepala Negara Ingin Ketemu Jokowi di G20, Istana: Sampai Kesulitan Mengurusnya
Turut mendampingi Jokowi dan Iriana dalam penerbangan menuju Tanah Air antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Kemudian Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan, Kepala Protokol Negara Andy Rachmianto, Komandan Paspampres Marsda Wahyu Hidayat Sudjatmiko, dan Sekretaris Pribadi Anggit Noegroho.
Sebelumnya, selama lima hari di Kamboja, Jokowi mengikuti lebih dari 20 pertemuan, baik berupa KTT maupun bilateral.
Pada Sidang Pleno KTT ASEAN ke-40, Jokowi menekankan pentingnya negara ASEAN melakukan upaya maksimal untuk memelihara kesatuan dan sentralitas ASEAN di tengah berbagai tantangan eksternal dan internal.
"Semua tantangan ini hanya dapat dihadapi bila ASEAN bersatu dan kuat. Pertanyaannya, apakah kita masing-masing sudah berupaya maksimal mungkin untuk memelihara kesatuan dan sentralitas ASEAN? Saya tidak ingin kesatuan dan sentralitas ASEAN hanya jadi mantra kosong," tegas Jokowi.
Baca juga: Jokowi Soroti 3 Hal untuk Hadapi Tantangan Resesi Ekonomi di ASEAN
Jokowi juga memberikan perhatian khusus terhadap situasi Myanmar yang semakin memburuk.
Dalam keterangannya kepada awak media di sela penyelenggaraan KTT ASEAN, Jokowi menyampaikan kekecewaan atas tidak adanya progres yang signifikan dari impelementasi 5-point consensus (5PC) oleh junta militer Myanmar.
"Indonesia sangat kecewa dengan situasi Myanmar yang semakin buruk, tidak adanya progres yang signifikan dari implementasi 5PC sekaligus kita tidak melihat adanya komitmen dari junta militer untuk mengiplementasikannya," ujar Jokowi.
Sementara itu, pada Upacara Penutupan KTT ASEAN Kamboja, Indonesia menerima estafet keketuaan ASEAN dari Kamboja dan akan menjadi Ketua ASEAN pada tahun 2023.
Baca juga: Jokowi Minta Negara Asia Timur Tak Tabuh Genderang Perang
Secara simbolis, Jokowi menerima palu dari Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, sebagai penanda bahwa Indonesia telah menjadi Ketua ASEAN.
"Sebuah kehormatan bagi Indonesia menjadi Ketua ASEAN tahun 2023. Keketuaan Indonesia akan menjadikan ASEAN Matters: Epicentrum of Growth," ujar Jokowi.
"Saya tunggu kehadiran Yang Mulia di Indonesia tahun depan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.