Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Anggap Pernyataan Jokowi Hanya untuk Besarkan Hati Prabowo, Bukan Dukungan

Kompas.com - 08/11/2022, 19:32 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah berpandangan, apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 adalah jatah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak perlu direspons berlebihan.

Pasalnya, Basarah menilai ucapan itu bukan merupakan bentuk dukungan Jokowi pada Prabowo untuk Pilpres 2024.

"Kalau saya melihat dari sisi style Pak Jokowi, Pak Jokowi ini kan seorang pemimpin yang selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain, termasuk dalam hal ini saya kira tidak hanya Pak Prabowo yang berusaha disenangkan dan dibesarkan hatinya untuk maju dalam capres 2024," kata Basarah ditemui di Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/11/2022).

Baca juga: Prabowo Disebut Sudah Restui Riza Patria jadi Calon Gubernur DKI

Basarah menuturkan, Jokowi juga pernah menyatakan hal serupa kepada tokoh-tokoh lain yang dinilai potensial sebagai bakal calon presiden (capres).

Jokowi, kata dia, kerap berusaha menyenangkan tokoh-tokoh bakal capres itu dalam berbagai acara.

Kendati demikian, ucapan tersebut dinilai bukan basa-basi belaka. Hal ini terbukti ketika Jokowi mengangkat Prabowo masuk ke pemerintahan dengan jabatan Menteri Pertahanan.

Padahal, diketahui Prabowo adalah mantan rival Jokowi saat Pilpres 2014 dan 2019.

Baca juga: Prabowo Jengah Ada Jenderal Tak Pikirkan Ancaman Nyata Pertahanan Negara

"Kalau basa basi, saya kira Pak Prabowo tentu tidak diangkat sebagai Menhan ya, dan juga capres capres yang lain yang juga sering dipuji oleh Pak Jokowi," ujarnya.

Wakil Ketua MPR itu melanjutkan, ucapan Jokowi hanya bentuk usaha mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut untuk mencairkan suasana.

Utamanya, kata Basarah, Jokowi hendak membangun suasana gembira menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.

"Tidak ada suasana mencekam suasana menakutkan, tapi semua capres berkontestasi dengan suasana gembira, hatinya tulus semata-mata untuk mengabdi kepada bangsa dan negara," tutur dia.

"Presiden RI kan tidak boleh terlibat di dalam kontestasi pemilu. Saya tidak melihat pernyataan Jokowi sebagai suatu dukungan, tapi suatu tanggung jawab beliau untuk menciptakan suasana psikologi politik bangsa yang lebih kondusif agar Pilpres dilakukan dengan penuh kegembiraan," pungkas Basarah.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi mengatakan, Prabowo Subianto boleh jadi keluar sebagai pemenang pada Pilpres 2024, menyusul dirinya yang sudah dua kali memenangi pilpres.

Baca juga: Kode Jokowi Dukung Prabowo Jadi Presiden 2024, Gerindra: Kader Tak Boleh Berpuas Diri

Hal ini dilontarkan Jokowi ketika berbicara soal rekam jejaknya yang berkali-kali memenangi pemilihan umum dari tingkat kota hingga nasional dalam acara peringatan hari ulang tahun Partai Perindo.

"Tadi Pak Hary (Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesudibjo) menyampaikan, saya ini dua kali Wali Kota di Solo menang. Kemudian, ditarik ke Jakarta, gubernur sekali menang. Kemudian, dua kali di pemilu presiden juga menang. Mohon maaf, Pak Prabowo," kata Jokowi dalam sambutannya.

Pernyataan ini lantas membuat hadirin tertawa lepas. Prabowo yang duduk di barisan terdepan pun berdiri dan memberi hormat ke arah Jokowi.

Baca juga: Prabowo Menghindar Saat Ditanya soal Dukungan Jokowi pada Pilpres 2024

Jokowi lalu melanjutkan, bisa jadi pada Pilpres 2024 justru Prabowo bakal keluar sebagai pemenang dan terpilih sebagai presiden.

"Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo," ujar Jokowi disambut riuh tawa dan tepuk tangan hadiri.

Sementara itu, Prabowo terlihat kembali berdiri dan hormat ke arah Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com