JAKARTA, KOMPAS.com - Analis politik Exposit Strategic Arif Susanto menyarankan Presiden Joko Widodo fokus menjaga performa kinerja pemerintahan ketimbang bicara terkait Pemilihan Presiden 2024.
Apalagi, lanjut Arif, tingkat kepuasan terhadap pemerintah dalam sejumlah survei mengalami penurunan, meski tidak signifikan.
"Memang ada kebutuhan untuk menjaga performa pemerintahan kan, dan menjaga simpati publik pada pemerintahan ini," kata Arif saat dihubungi Kompas.com, Minggu (6/11/2022).
Hal tersebut disampaikan Arif merespons pernyataan terkini Jokowi yang menyebut kriteria-kriteria pengganti dirinya sebagai presiden.
Baca juga: Jokowi soal Kriteria Capres-Cawapres 2024: Paham Ekonomi Makro-Mikro hingga Data
Menurut Arif, dari situ seolah timbul ambiguitas dengan pernyataan Jokowi sebelumnya yang kerap mengingatkan potensi gelapnya ekonomi global harus menjadi perhatian utama.
Namun, Jokowi tetap berbicara soal capres-cawapres hingga menjelang akhir tahun ini.
Berkaca ambiguitas itu, Arif berpandangan bahwa Jokowi sedang ingin bermain dua tarikan antara dirinya menjadi king maker Pilpres 2024, sekaligus mewujudkan legacy berupa pemerintahan yang baik.
"Makanya kan kadang-kadang kita mendapati adanya ambiguitas gitu ya. Itu bagian dari tarik ulur politik ya," ucap Arif.
"Sebab, kalau Jokowi hanya berdiam pada satu posisi ya akan sulit untuk mendapatkan dua tujuannya yang terlihat bertolak belakang antara menjaga keberlanjutan dan atau tetap membuka sebagai king maker dengan tujuan untuk mempertahankan popularitas dan persepsi kinerja pemerintahannya," pungkas dia.
Baca juga: Survei Indekstat: Warga yang Puas dengan Kinerja Jokowi Pilih Ganjar, yang Tak Puas Pilih Anies
Sebelumnya, dikutip Harian Kompas, Presiden Jokowi mengungkap kriteria capres mumpuni untuk menghadapi kondisi sosial ekonomi Indonesia.
Jokowi menyebut, tokoh yang akan menggantikannya itu harus memiliki jam terbang tinggi dan saling melengkapi.
"Ke depan itu memerlukan pemimpin yang mau tidak hanya ngerti makro, bukan hanya ngerti mikronya juga harus ngerti, tetapi memang harus mampu bekerja lebih detail, menguasai data dan lapangan, kemudian memutuskan," kata Jokowi dalam wawancara khusus dikutip kompas.id, Minggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.