NUSA DUA, KOMPAS.com - Paus Fransiskus menyinggung soal ekstremisme dan berbagai permusuhan sebagai hal yang perlu diatasi secara konkret oleh para pemuka agama sedunia.
Pemimpin Vatikan itu menyampaikan hal tersebut melalui surat resmi yang dibacakan dalam forum oleh Nunsius Apostolik/Dubes Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia, Piero Pioppo dalam forum agama G20 "Religion 20 (R20)" di Bali, Rabu (2/11/2022).
Selain kedua hal tersebut, Sri Paus juga menyebut soal aneka pelanggaran yang dilakukan atas nama agama.
Baca juga: Paus Fransiskus di R20: Agama Tak Dapat Menghindar dari Dinamika Dunia
"Dunia semakin ditandai dengan pengabaian Tuhan dan pelanggaran yang dilakukan atas nama-Nya," kata Sri Paus.
"Kita harus menegaskan bahwa ekstremisme, radikalisme, terorisme dan semua dorongan lain yang menciptakan kebencian, permusuhan, kekerasan dan perang, apa pun motivasi atau tujuannya, tidak berkaitan dengan semangat autentik agama dan harus ditolak dengan cara yang paling tegas," lanjutnya.
Mantan Uskup Agung Buenos Aires, Argentina itu, menegaskan bahwa sudah menjadi tanggung jawab para pemuka agama, sebagai pemimpin masing-masing agama, untuk mendorong jalan dialog yang mengarah pada rekonsiliasi dan perdamaian.
Baca juga: R20 dan Arah Politik NU
Agama, lanjutnya, tidak boleh menjadi penyebab berbagai krisis dunia, melainkan perlu berperan sebagai solusi.
Ia juga bicara soal kewajiban moral untuk mencintai lingkungan dan merawat bumi serta perlunya perhatian serius bagi kelompok marjinal sebagai salah satu bentuk konkret agama untuk menjadi solusi masalah dunia.
"Namun, pada saat yang sama, kita tidak dapat menyatakan kesetiaan sejati kepada Allah jika kita tidak menunjukkan kasih kepada sesama manusia, khususnya kepada kaum papa dan paling rentan," ungkap Sri Paus.
Baca juga: Tak Ada Perwakilan Iran dan Taliban dalam Forum R20 NU, Mengapa?
"Dalam hal ini, saya mendorong upaya Anda untuk mempromosikan pembangunan manusia seutuhnya pada setiap perempuan dan laki-laki, membela hak-hak dasar dan martabat mereka," imbuhnya.
Forum keagamaan Religion 20 (R20) resmi dimulai mulai hari ini, Rabu (2/11/2022), di Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua, Bali, untuk membahas bagaimana konflik berbasis agama harus berakhir dan bagaimana agama mengambil peran dalam solusi masalah dunia.
Forum ini diprakarasai Nahdlatul Ulama (NU), bekerja sama dengan Liga Muslim Dunia, dihadiri oleh para pemuka agama dan sekte dari berbagai belahan dunia, mendahului Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dalam waktu dekat.
Baca juga: NU Klaim Forum R20 Bakal Berdampak Konkret Atasi Krisis Dunia
NU mengeklaim bahwa sedikitnya 430 perwakilan dari 20 negara lebih telah mengonfirmasi hadir, dengan 30 lebih pembicara.
Namun, helatan ini pun tak lepas dari kontroversi karena diundangnya Varanasi Ram Madhav, pemimpin Bharatiya Janata Party sekaligus pemuka Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), organisasi sayap kanan India yang dikaitkan dengan kasus-kasus antikeragaman di Anak Benua.
NU mengeklaim bahwa diundangnya RSS tak terlepas dari status India sebagai presidensi R20 berikutnya dan ormas itu dianggap representatif, serta bahwa forum R20 akan menjadi ajang yang tepat untuk mendiskusikan masalah ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.