Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Lindungi PMI, Legislator Perempuan Golkar Christina Aryani Dorong Pemerintah Sediakan Skema Pemberangkatan Resmi

Kompas.com - 27/10/2022, 17:15 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Christina Aryani mengapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberi perhatian besar terhadap pekerja migran Indonesia (PMI), terutama terkait pendataan PMI dan pemberantasan PMI ilegal.

Selain presiden, Christina menekankan komitmen semua pihak dalam upaya memberikan perlindungan terhadap PMI, mulai dari stakeholder terkait hingga PMI itu sendiri.

“Hal yang menjadi permasalahan adalah tidak semua warga negara Indonesia (WNI) yang ada di luar negeri mau melakukan lapor diri untuk keperluan pendataan,” katanya melansir kanal YouTube G24 Channel, Sabtu (22/10/2022).

Menurutnya, diperlukan sosialisasi masif agar WNI atau PMI mau melakukan lapor diri. Sebab, pendataan sangat krusial dalam upaya memberikan perlindungan yang optimal bagi WNI di luar negeri.

Oleh karenanya, Christina pun mengapresiasi pemerintah ketika meminta Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) membantu melakukan pendataan.

Baca juga: Anggota Komisi I DPR Serukan Urgensi Pendataan PMI di Luar Negeri

Lebih lanjut, Politisi Partai Golkar itu juga mengatakan, pemerintah perlu melakukan pengawasan di jalur-jalur "tikus" yang selama ini sering digunakan sebagai lokasi pengiriman PMI ilegal, termasuk juga jalur resmi.

Christina menambahkan, pemerintah harus menyediakan skema pemberangkatan resmi untuk warga yang ingin bekerja di luar negeri.

“Baik itu melalui mekanisme government to government (G to G) atau private to private (P to P) yang di-endorse pemerintah,” terangnya.


Christina juga meminta pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkoordinasi untuk menurunkan iklan-iklan lowongan pekerjaan khusus PMI yang ilegal.

“Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) siap membantu Kemenlu untuk membantu takedown iklan-iklan yang ada, tapi harus ada koordinasi,” ujarnya dalam sebuah rapat di Gedung DPR RI.

Baca juga: Jokowi Minta BP2MI Catat PMI di Luar Negeri, Tekan Jumlah Pekerja Ilegal

Wakil rakyat untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta II itu menambahkan, pemerintah perlu menjalin kerja sama dengan intelijen di negara tujuan.

“Ini pasti sudah melibatkan banyak pihak. Dari masukan yang kami terima, begitu mereka (PMI) tiba di airport, mereka enggak lewat imigrasi, tapi lewat pintu khusus untuk keluar. Jadi banyak yang terlibat di sini,” katanya.

Adapun PMI menjadi isu yang harus segera diatasi pemerintah karena banyaknya kekerasan yang terjadi, khususnya kepada tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di sektor informal.

Padahal, sebanyak 65 persen tenaga kerja Indonesia (TKI) adalah buruh sektor informal, seperti buruh kebun, buruh bangunan, dan pekerja rumah tangga yang didominasi perempuan.

“Semua harus bersama-sama menyelesaikan persoalan besar ini. Arahan presiden sudah jelas. Kami harapkan langkah teknisnya juga berjalan dengan baik,” tegas Christina.

Baca juga: Migrant Watch: Sistem Baru Penempatan PMI ke Malaysia Masih Banyak Titik Lemah


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com