JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit I Sub Direktorat III Direktorat Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal (Kanit I Subdit III Dittipidum Bareskrim) Polri AKBP Ari Cahya Nugraha alias Acay membantah terlibat dalam penyidikan unlawful killing Laskar FPI Km 50 yang terjadi pada 2020.
Hal itu disampaikan Acay ketika dihadirkan sebagai saksi dalam perkara perintangan penyidikan atau obstruction of justice kasus pembunuhan berencana Brigadir J, dengan terdakwa Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria.
Baca juga: Ekspresi Tak Biasa Sambo Usai Brigadir J Tewas, AKBP Acay: Wajahnya Memerah, Merokok Sendirian
"Betul, Saudara penyidik Km 50?" tanya jaksa penuntut umum dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2022).
"Alhamdulillah, bukan. Bukan. Tidak," jawab Acay.
Penuntut umum kemudian menegaskan kembali pertanyaan yang sama, "Benar?"
"Benar!" tegas Acay.
Dalam dakwaan perkara perintangan penyidikan kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Acay disebut sebagai salah satu tim CCTV Km 50, ketika Ferdy Sambo menjabat sebagai Kadiv Propam Polri.
Baca juga: Update Sidang Ferdy Sambo: Soal Misteri CCTV hingga Jenazah Brigadir J
Adapun Sambo dan Hendra ditugaskan turut menyelidiki keterlibatan personel Polda Metro Jaya dalam kasus unlawful killing Laskar FPI Km 50.
Dalam persidangan hari ini, Acay mengakui pernah menjadi anak buah Sambo ketika bertugas di Bareskrim Polri. Selain itu, dia juga tergabung dalam Satgassus Polri di bawah kepemimpinan Sambo.
Dalam dakwaan perkara Hendra dan Agus, Acay disebut sebagai pihak yang dihubungi untuk mengurusi CCTV di rumah dinas Sambo, di Duren Tiga, Jakarta Selatan, tempat pembunuhan Brigadir J.
Acay, yang saat itu berada di Bali, mengaku kepada majelis hakim tidak mendengar perintah dari Agus ataupun Hendra untuk mengurusi CCTV itu karena masalah sinyal.
Baca juga: Ferdy Sambo Telepon Ari Cahya Usai Brigadir J Tewas, Minta Bantu Angkat Jenazah
Akan tetapi, ia mengakui memerintahkan anak buahnya, Irfan Widyanto, untuk menggantikan tugasnya.
Acay juga mengakui datang ke rumah dinas Sambo setelah Brigadir J dibunuh. Kedatangannya itu karena diminta oleh Sambo.
Diberitakan sebelumnya, Hendra dan Agus didakwa jaksa telah melakukan perintangan proses penyidikan pengusutan pembunuhan berencana Brigadir J. Mereka didakwa bersama Ferdy Sambo, Arif Rahman, Baiquni Wibowo, Chuck Putranto, dan Irfan Widyanto melakukan tindakan tersebut.
Tujuh terdakwa dalam kasus ini dijerat Pasal 49 jo Pasal 33 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.