Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2022, 19:43 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mengalami peningkatan berdasarkan jajak pendapat Litbang Kompas periode 14 September-7 Oktober 2022.

Data tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan tingkat elektoral Emil terjadi baik sebagai figur calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres).

“Peningkatan elektabilitas Ridwan dalam survei kali ini didominasi oleh kelompok perempuan di Jawa Barat,” ujar peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan dikutip dari Kompas.id, Rabu (26/10/2022).

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Gen Z Mayoritas Pilih Ganjar Jadi Capres, Ridwan Kamil Cawapres

Adapun elektabilitas Emil sebagai capres berada di angka 8,5 persen.

Angka itu meningkat 5,1 persen dibandingkan survei yang sama Juni 2022. Kala itu Emil elektabilitas Kang Emil hanya 3,4 persen.

Dengan elektabilitas Emil sebagai capres saat ini, menempatkannya di urutan keempat setelah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Perubahan signifikan juga tampak pada elektabilitas Emil sebagai cawapres. Ia memperoleh elektabilitas sebesar 11,5 persen.

Baca juga: Elektabilitas Ridwan Kamil Tertinggi sebagai Cawapres di Survei Litbang Kompas, Pengamat Ungkap Penyebabnya

Hasil itu menempatkan mantan Wali Kota Bandung itu di urutan pertama figur cawapres.

Sementara pada Juni 2022, survei menunjukan bahwa elektabilitasnya di angka 5,7 persen. Jika dikalkulasikan, tingkat elektoral Emil meningkat 5,8 persen dalam tiga bulan terakhir.

Bambang mengungkapkan, kenaikan elektabilitas Emil dipengaruhi oleh citranya sebagai pemimpin yang menunjukkan keharmonisan keluarga.

Dalam survei ini, citra tersebut hanya melekat pada Emil, dan tak tampak pada tiga figur capres lainnya, yakni Ganjar, Prabowo maupun Anies.

“Orang Indonesia atau di mana pun, suka drama keluarga atau ingin tahu kehidupan keluarga tokoh,” ujarnya.

Baca juga: Elektabilitas Tertinggi sebagai Cawapres, Ridwan Kamil: Bekerja Diapresiasi Elektabilitas

Diketahui jajak pendapat dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 1.200 responden dari 34 provinsi.

Para responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat.

Metode tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error kurang lebih 2,8 persen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

KPK Sebut Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Janjikan Kasus Pengusaha di Bareskrim Di-SP3

KPK Sebut Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Janjikan Kasus Pengusaha di Bareskrim Di-SP3

Nasional
Di Hadapan Relawan, Cak Imin: Silakan Bandingkan Siapa yang Sungguh-sungguh dan Bergimik Ria

Di Hadapan Relawan, Cak Imin: Silakan Bandingkan Siapa yang Sungguh-sungguh dan Bergimik Ria

Nasional
Ingin Debat Capres Berbobot, Fahira Idris: Mulai dengan Perbedaan Pendapat Antarpaslon

Ingin Debat Capres Berbobot, Fahira Idris: Mulai dengan Perbedaan Pendapat Antarpaslon

Nasional
KPK Duga Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Terima Suap dan Gratifikasi Rp 8 Miliar dari Pengusaha

KPK Duga Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Terima Suap dan Gratifikasi Rp 8 Miliar dari Pengusaha

Nasional
TNI Kerahkan 22.893 Prajurit Amankan Natal dan Tahun Baru 2024

TNI Kerahkan 22.893 Prajurit Amankan Natal dan Tahun Baru 2024

Nasional
KPK Masih Kejar Uang Pengganti Kasus E KTP

KPK Masih Kejar Uang Pengganti Kasus E KTP

Nasional
KPK Tetapkan Penyuap Eks Wamenkumham sebagai Tersangka

KPK Tetapkan Penyuap Eks Wamenkumham sebagai Tersangka

Nasional
Amnesty International Serahkan Agenda HAM ke 3 Tim Kampanye Capres-Cawapres

Amnesty International Serahkan Agenda HAM ke 3 Tim Kampanye Capres-Cawapres

Nasional
Firli Bahuri Dinilai Patut Segera Ditahan Supaya Tak Ada Keadilan Tertunda

Firli Bahuri Dinilai Patut Segera Ditahan Supaya Tak Ada Keadilan Tertunda

Nasional
Polisi Disarankan Tak Sungkan Tahan Firli karena Persoalan Pangkat

Polisi Disarankan Tak Sungkan Tahan Firli karena Persoalan Pangkat

Nasional
Firli Bahuri Belum Ditahan Diprediksi Bisa Picu Kecurigaan Masyarakat

Firli Bahuri Belum Ditahan Diprediksi Bisa Picu Kecurigaan Masyarakat

Nasional
Firli Disarankan Segara Ditahan Demi Prinsip Kesetaraan Hukum

Firli Disarankan Segara Ditahan Demi Prinsip Kesetaraan Hukum

Nasional
Firli Bahuri Belum Ditahan, Abraham Samad Menduga Ada 'Faktor Lain'

Firli Bahuri Belum Ditahan, Abraham Samad Menduga Ada "Faktor Lain"

Nasional
Pukul Kentongan di Depan Relawan, Cak Imin: Jika Terus Mengalir, Insya Allah Menang Telak di Pemilu 2024

Pukul Kentongan di Depan Relawan, Cak Imin: Jika Terus Mengalir, Insya Allah Menang Telak di Pemilu 2024

Nasional
Begini Cara Kementerian KP Lahirkan Pengusaha Muda di Sektor Kelautan dan Perikanan

Begini Cara Kementerian KP Lahirkan Pengusaha Muda di Sektor Kelautan dan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com