Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Terorisme: Perempuan Berpistol Itu... (Bagian 1)

Kompas.com - 26/10/2022, 17:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LEBIH dari setahun lalu, 2 April 2021, Zakiah Aini (25) masuk ke kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, melepaskan beberapa tembakan. Aksi itu mengakhiri hidup Zakiah Aini. Ia ditembak aparat keamanan.

Serangan itu terjadi hanya empat hari setelah serangan bunuh diri oleh dua pelaku di luar Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, hari Minggu, 28 Maret 2021. Para pelaku pengeboman adalah suami-istri; si suami berusia 25 tahun dan sang istri 20 tahun.

Enam tahun lalu, Dian Yulia Novi alias Ayatul Nissa Binti Asnawi mantan TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Taiwan, akan menjadi pengebom bunuh diri di lingkungan Istana Negara Jakarta. Namun, Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri telah menangkapnya, 11 Desember 2016, sebelum beraksi.

Baca juga: 5 Fakta Wanita Berpistol Mencoba Terobos Istana Negara

Aksi Dian, akan diulang Ika Puspitasari. Ika yang mantan TKW di Hongkong merencanakan bom bunuh diri di Bali, pada malam Tahun Baru 2017. Namun, aksinya tak terwujud. Sebab, Detasemen Khusus 88 Antiteror, keburu menangkapnya di Purworejo, Desember 2016.

Ika yang pada tahun 2014, dibaiat ISIS di Hongkong, bersama 50 TKI (Tenega Kerja Indonesia) lainnya memang warga Desa Brenggong, Kecamatan/Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Kemarin pagi, Senin 25 Oktober 2022, seorang perempuan, yang duduga hendak menerobos masuk kompleks Istana Negara, dihentikan petugas. Perempuan itu membawa pistol rakitan jenis FN, tanpa peluru.

"Itu ada selongsongnya, tapi proyektilnya tidak ada," katanya.

"Lone wolf"

Setelah aksi Zakiah Aini, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan ketika itu bahwa Zakiah Aini beraksi sendirian, atau dikenal dengan istilah lone wolf.

Kemarin Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan, aksi Siti Elina yang hendak menerobos penjagaan istana, Selasa (25/10), tidak terorganisir. Ini sama dengan Zakiah Aini.

Kata Peter J Phillips (2011), dalam dunia terorisme yang dimaksudkan dengan istilah lone wolf (lone wolf terrorism) adalah teroris yang bergerak sendirian, beroperasi sendiri, tanpa bantuan dari kelompok manapun, dan di luar struktur organisasi atau komando teroris formal.

Baca juga: Coba Terobos Istana, Siti Elina Ingin Sampaikan Ke Jokowi Pancasila Salah

Ini kontras dengan terorisme 'terorganisasi' yang dilakukan oleh individu yang beroperasi dengan bantuan dan kerja sama orang lain dan dalam struktur organisasi atau komando.

Jenis lone wolf terrorist ini, kata Peter J Phillips mungkin lebih mematikan daripada organisasi teroris. Sebab, antara lain, sulit untuk diidentifikasi, modus operandinya dipahami dan diatur oleh individu tanpa adanya komando.

Namun, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan, Siti Elina diduga merupakan pendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah dibubarkan pemerintah (Kompas.com, 25/10). Apakah dengan demikian bisa digolongkan sebagai lone wolf?

Kalau Siti Elina, bergerak sendiri, atas kemauan sendiri, terlepas dari struktur organisasi HTI, maka dia tetaplah lone wolf terorist.

Tetapi, apa motivasi Siti Elina sehingga nekat melakukan aksinya? Apakah aksinya ada kaitannya dengan,  menurut Direktur Pencegahan BNPT R Ahmad Nurwakhid, tindakannya sering mem-posting propaganda khilafah melalui akun media sosialnya. Itu pertanyaannya.

Personel kepolisian dengan rompi anti peluru dan senjata laras panjang berjaga di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3/2021). Mabes Polri memperketat penjagaan pascaserangan dari terduga teroris yang tewas di tempat usai baku tembak. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Personel kepolisian dengan rompi anti peluru dan senjata laras panjang berjaga di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3/2021). Mabes Polri memperketat penjagaan pascaserangan dari terduga teroris yang tewas di tempat usai baku tembak. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Tidak boleh lengah

Kiranya yang lebih penting bukan soal "pemain tunggal" atau "bagian dari tim", tetapi adalah ancaman terorisme itu masih ada. Ancaman tersebut sewaktu-waktu bisa muncul, bisa menjadi nyata. Dan, keterlibatan perempuan juga semakin nyata.

Kata Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Irjen Pol Ibnu Suhaendra, Maret lalu, ancaman terorisme dalam kurun waktu 2017 - 2022 bergerak fluktuatif.

"Selama lima tahun terakhir, tren ancaman terorisme di Indonesia bergerak secara fluktuatif. Meningkat pada 2019, lalu menurun pada 2020, dan meningkat lagi pada 2022 berdasarkan Laporan GTI tahun 2022," katanya.

Baca juga: Zakiah Aini, Lone Wolf, dan Mengapa Aksi Teror Terus Bermunculan?

Bahkan, kata Kepala BNPT, Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, MH, keterlibatan perempuan dalam aktivitas terorisme meningkat selama 10 tahun terakhir.

Agustus lalu Boy Rafli Amar mengatakan, peran perempuan bertransformasi dari pendukung menjadi pelaku. Hingga Agustus lalu, tercatat 18 perempuan muda Indonesia nekad melakukan aksi terorisme.

Aksi Siti Elina, walau pistol yang digenggamnya tanpa proyektil, boleh dikatakan sebagai peringatan. Peringatan bahwa aparat keamanan dan siapa saja, tidak boleh lengah. Karena, ada orang, seperti Siti Elina, yang berani nekat.

Kenekatan adalah unsur penting dalam keberhasilan suatu tindak terotisme. Mereka nekat menegasikan kemanusiaan mereka sendiri dan orang lain. Nilai-nilai kemanusiaan mereka langgar begitu saja. Mereka tutup mata.

Yang penting, dia mati dan orang lain juga mati demi tercapainya tujuan.


Baca juga: Terorisme: Perempuan, Senjata Siluman - (Bagian 2)

(Bersambung....)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Survei Indikator: Simulasi 'Head to Head', Prabowo Unggul atas Ganjar dan Anies

Survei Indikator: Simulasi "Head to Head", Prabowo Unggul atas Ganjar dan Anies

Nasional
Maju Mundur Demokrasi Dalam Sistem Proporsional Pemilu

Maju Mundur Demokrasi Dalam Sistem Proporsional Pemilu

Nasional
Golkar Klaim Arah Politiknya Tak Berbeda dengan PAN dan PPP, Tepis Isu KIB Bubar

Golkar Klaim Arah Politiknya Tak Berbeda dengan PAN dan PPP, Tepis Isu KIB Bubar

Nasional
Menteri Desa PDTT Sebut Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara XXIV Jadi Ajang Inovator Desa untuk Unjuk Gigi

Menteri Desa PDTT Sebut Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara XXIV Jadi Ajang Inovator Desa untuk Unjuk Gigi

Nasional
Pemerkosaan Dianggap Persetubuhan Anak, Apakah 'Victim Blaming'?

Pemerkosaan Dianggap Persetubuhan Anak, Apakah "Victim Blaming"?

Nasional
Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo Bersaing Ketat dengan Ganjar, Anies Urutan Ketiga

Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo Bersaing Ketat dengan Ganjar, Anies Urutan Ketiga

Nasional
Menhan Prabowo Ingin Kerja Sama Indonesia-China Ditingkatkan

Menhan Prabowo Ingin Kerja Sama Indonesia-China Ditingkatkan

Nasional
Survei Litbang 'Kompas', PDI-P Paling Banyak Dipilih Warga NU

Survei Litbang "Kompas", PDI-P Paling Banyak Dipilih Warga NU

Nasional
Saat Prabowo Usulkan Perdamaian dan Gencatan Senjata Rusia-Ukraina tetapi Ditolak...

Saat Prabowo Usulkan Perdamaian dan Gencatan Senjata Rusia-Ukraina tetapi Ditolak...

Nasional
Keriuhan Panggung Pilpres 2024: Ganjar-Anies Saling Sindir, Prabowo Berdiri di Garis Tengah

Keriuhan Panggung Pilpres 2024: Ganjar-Anies Saling Sindir, Prabowo Berdiri di Garis Tengah

Nasional
PN Jaksel Gelar Sidang Perdana Gugatan Eks Komisaris PT Wika Beton Lawan KPK

PN Jaksel Gelar Sidang Perdana Gugatan Eks Komisaris PT Wika Beton Lawan KPK

Nasional
KPK Harap Penangguhan Penahanan Eltinus Omaleng dkk Tak Ganggu Proses Hukum

KPK Harap Penangguhan Penahanan Eltinus Omaleng dkk Tak Ganggu Proses Hukum

Nasional
Penahanan Bupati Nonaktif Mimika Eltinus Omaleng Ditangguhkan

Penahanan Bupati Nonaktif Mimika Eltinus Omaleng Ditangguhkan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Keponakan Wamenkumham Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Keponakan Wamenkumham Digelar Hari Ini

Nasional
Erick Thohir dan Sandiaga Uno, Bukan Kader Partai tetapi Digadang-gadang Jadi Cawapres

Erick Thohir dan Sandiaga Uno, Bukan Kader Partai tetapi Digadang-gadang Jadi Cawapres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com