Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 20/10/2022, 17:28 WIB

KOMPAS.com - Dompet Dhuafa bersama Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) melalui Pos Sehat Dompet Dhuafa memberikan layanan kesehatan kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI), terutama yang telah dipulangkan dari Depot Tahanan Imigrasi (DTI) Malaysia.

Selain layanan kesehatan, Dompet Dhuafa juga mendorong Pemerintah Indonesia agar lebih proaktif dalam penanganan dan pencegahan proses deportasi atau pemulangan ke negara asal PMI yang tidak manusiawi.

Perwakilan Tim Advokasi Dompet Dhuafa Aslam Syah Muda mengatakan, kondisi darurat dan memprihatinkan dari para deportan menjadi fokus utama Pos Sehat Dompet Dhuafa.

“Ke depan, keberadaan Pos Sehat Dompet Dhuafa akan terus berada di rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Nunukan mengingat bahwa deportasi buruh migran Indonesia sudah menjadi agenda rutin pemerintah Malaysia,” imbuhnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (20/10/2022).

Keberadaan Pos Sehat Dompet Dhuafa, lanjut Aslam, akan terus disempurnakan sebagai solusi tanggap darurat kesehatan deportan.

Baca juga: 18 Pekerja Migran Meninggal di Tahanan Imigrasi Sabah Malaysia Sepanjang 2022, Deportan: Neraka di Bumi

Ia menjelaskan, Dompet Dhuafa bersama KBMB juga mengajak stakeholder terkait dan masyarakat untuk memperhatikan permasalahan deportasi PMI. Hal ini bertujuan untuk mencegah kejadian serupa yang dialami deportan tidak terulang kembali.

Seperti diketahui, sebanyak 368 PMI telah dipulangkan dari DTI Kota Kinabalu, DTI Sandakan, Papar Kimanis, Mangatal, dan DTI Tawau Sabah, Malaysia pada 12 Oktober 2022 dan 13 Oktober 2022 ke Indonesia melalui Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Minggu (16/10/2022).

Tercatat sebanyak 135 orang deportan laki-laki dan perempuan dipulangkan dari Tawau, Malaysia.

Sementara itu, sebanyak 233 dipulangkan dari Kota Kinabalu dengan rincian DTI Sandakan sebanyak 65 orang , DTI Kota Kinabalu 57 orang, dan Papar Kimanis 114 orang. Dari jumlah ini, terdapat 173 laki-laki, 45 perempuan, dan anak-anak 15 orang.

Deportasi selalu membawa pilu yang dalam

Adanya pemulangan paksa para PMI tersebut menyebabkan luka cukup dalam, tidak hanya psikis tetapi juga fisik.

Hal tersebut dibuktikan dari hasil pemeriksaan kesehatan Pos Sehat Dompet Dhuafa. Dari hasil pemeriksaan ini sebanyak 78 deportan, yakni 13 pasien perempuan dan 65 pasien laki-laki menderita suatu penyakit berbeda sejak berada dalam penjara maupun DTI Tawau dan Kota Kinabalu.

Tidak sedikit dari para deportan yang menderita sakit dispepsia, hemoroid, myalgia dd, defisiensi gizi, rinitis, cephalgia, ispa, tinea corporis, pioderma, atrofi otot gastroc, scabies, sust tuberculosis, diare, gastritis, Diabetes Melitus (DM), hingga hipertensi.

Dari sekian banyak pasien tersebut, terdapat dua deportan perempuan yang harus dirujuk ke RSUD Nunukan.

Adapun satu pasien rujukan, seorang ibu dari Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dinyatakan meninggal.

Baca juga: Cerita Kades di Flores Timur Turunkan Angka Stunting dengan Program Wajib Makan Sorgum

Pasien lainnya yang juga seorang ibu masih dalam keadaan kritis Ia pun harus terpisah dari anak perempuannya yang masih berusia tiga tahun. Balita ini sementara dalam pengasuhan di Yayasan Aisyiyah Ruhama Nunukan oleh Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) bersama Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan.

Menurut keterangan dari beberapa deportan, perlakuan di DTI Mangatal, Kota Kinabalu memang cukup parah.

Selama perjalanan kepulangan, deportan harus menempuh waktu selama 12 jam dengan kondisi kaki dirantai di dalam truk secara berdesakan dengan perut lapar dan haus.

Tak jarang dari deportan juga dalam keadaan sakit, sehingga sesampainya di Nunukan kondisi mereka terlihat lemas dan lesu.

Bahkan, sebagian deportan berjalan dari kapal menuju ruang pendataan pelabuhan Tunon Taka saja harus menggunakan kursi roda. Ada juga yang terpincang-pincang sambil membawa sisa pakaian yang mereka punya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Dengan Perusahaan AS, TNI AL Bangun Kapal Pendeteksi Kedalaman Laut Lebih dari 6.000 Meter

Dengan Perusahaan AS, TNI AL Bangun Kapal Pendeteksi Kedalaman Laut Lebih dari 6.000 Meter

Nasional
Jokowi Beli Cabai di Pasar Tramo Maros: Di Jawa Harganya Sudah Rp 90.000

Jokowi Beli Cabai di Pasar Tramo Maros: Di Jawa Harganya Sudah Rp 90.000

Nasional
Sekda Riau Disorot gara-gara Istrinya Pamer Kemewahan, Mendagri Perintahkan Klarifikasi

Sekda Riau Disorot gara-gara Istrinya Pamer Kemewahan, Mendagri Perintahkan Klarifikasi

Nasional
Jokowi: Jalur Kereta Api Trans Sulawesi Akan Hubungkan Makassar dan Manado

Jokowi: Jalur Kereta Api Trans Sulawesi Akan Hubungkan Makassar dan Manado

Nasional
Dinilai KPK Tak Miliki “Legal Standing”, MAKI Singgung soal Putusan MK

Dinilai KPK Tak Miliki “Legal Standing”, MAKI Singgung soal Putusan MK

Nasional
Jika Tak Dipilih Jadi Cawapres, AHY Diprediksi Tinggalkan Anies karena Tak Dapat Limpahan Elektoral

Jika Tak Dipilih Jadi Cawapres, AHY Diprediksi Tinggalkan Anies karena Tak Dapat Limpahan Elektoral

Nasional
Resmi, Pemerintah Tetapkan Cuti Bersama dan Idul Fitri 19-25 April

Resmi, Pemerintah Tetapkan Cuti Bersama dan Idul Fitri 19-25 April

Nasional
Ada Penipuan Travel Umrah, Komnas Haji Minta Warga Cermat dan Selektif

Ada Penipuan Travel Umrah, Komnas Haji Minta Warga Cermat dan Selektif

Nasional
Soal Pernyataan Jokowi, Politisi PDI-P: Piala Dunia Tak Mungkin Dipisahkan dari Politik

Soal Pernyataan Jokowi, Politisi PDI-P: Piala Dunia Tak Mungkin Dipisahkan dari Politik

Nasional
Cek Harga Beras di Maros, Jokowi: Sudah Turun, tapi Harus Lebih dari Itu

Cek Harga Beras di Maros, Jokowi: Sudah Turun, tapi Harus Lebih dari Itu

Nasional
Karyoto Jadi Kapolda Metro Jaya, Firli Bahuri Terima Kasih ke Kapolri

Karyoto Jadi Kapolda Metro Jaya, Firli Bahuri Terima Kasih ke Kapolri

Nasional
Danpushidrosal Ungkap Indonesia Belum Punya Kapal yang Bisa Deteksi Kedalaman Laut Lebih dari 6.000 Meter

Danpushidrosal Ungkap Indonesia Belum Punya Kapal yang Bisa Deteksi Kedalaman Laut Lebih dari 6.000 Meter

Nasional
Menkumham Paparkan 10 Lapas dan Rutan “Over“ Kapasitas di Indonesia, Mana Saja?

Menkumham Paparkan 10 Lapas dan Rutan “Over“ Kapasitas di Indonesia, Mana Saja?

Nasional
Jokowi Resmikan Pengoperasian Jalur Kereta Api Makassar-Parepare

Jokowi Resmikan Pengoperasian Jalur Kereta Api Makassar-Parepare

Nasional
Polri Bagikan 2.000 Paket Sembako di Wilayah Jaksel, Harap Ringankan Beban Masyarakat

Polri Bagikan 2.000 Paket Sembako di Wilayah Jaksel, Harap Ringankan Beban Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke