JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasdem Ahmad Ali melihat, pernyataan Ketum Surya Paloh yang menyebut ada pihak mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Nasdem dari koalisi pemerintahan ditujukan kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI-P Hasto Kristiyanto.
Hal itu dinilai lantaran melihat pernyataan Hasto Kristiyanto sebelumnya mengenai "biru" keluar dari pemerintahan.
"Begitu Nasdem, begitu mengumumkan Anies (Anies Baswedan capres), ada lah orang-orang yang nyinyir kepada Nasdem dengan deklarasi itu," kata Ali saat dihubungi, Selasa (18/10/2022).
"Ada bendera biru dicabut birunya. Kemudian, dikatakan bahwa koalisi berwarna biru di koalisi Jokowi akan pergi, ya kan," ujarnya lagi.
Baca juga: PDI-P Sebut Biru Lepas dari Pemerintahan, Nasdem Tegaskan Dukung Jokowi sampai 2024
Lebih lanjut, Ali juga menyoroti pernyataan Hasto yang menilai ucapan politisi Nasdem Zulfan Lindan soal Anies Baswedan antitesis Jokowi adalah mewakili DPP Nasdem.
Padahal, menurut Ali, Zulfan Lindan sudah keluar dari kepengurusan DPP Nasdem sejak 2020.
"Termasuk, pernyataan Zulfan kemarin yang bermasalah, yang antitesa kemudian dikomentari (Hasto) itu adalah representasi dari Partai Nasdem," kata Ali.
Kendati begitu, Ali menolak bahwa hal ini diasumsikan bahwa hubungan Nasdem dan PDI-P renggang.
Ia sebaliknya bertanya letak kesalahan Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
"Semestinya menghadapi kontestasi 2024 ini kita butuh kearifan masing-masing kan, saling menghargai bahwa memilih calon itu, bupati, walikota, gubernur, dan presiden itu adalah kewenangan parpol," ujar Ali.
Baca juga: Nasdem Ingin Cawapres Anies dari Luar Koalisi, PKS Usulkan Ahmad Heryawan
Sebelumnya, Hasto Kristiyanto menyinggung pendeklarasian Anies Baswedan seperti Peristiwa 10 November 1945 yang mana di dalamnya ada peristiwa perobekan kain biru dari bendera Belanda di Hotel Yamato.
Awalnya, dalam perayaan HUT TNI Tahun 2022 di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022), Hasto memamerkan lukisan Peristiwa 10 November 1945.
Di dalam lukisan itu, tampak sejumlah tokoh mulai dari Soekarno hingga Jenderal Sudirman.
Di tengah-tengahnya, ada adegan yang menampilkan perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato.
"Itu menunjukkan Bung Karno, Jenderal Besar Sudirman, Jenderal Urip Suharjo, dan Bung Tomo," ujar Hasto.
Baca juga: Hasto Sebut “Biru” Lepas dari Koalisi, Nasdem: Jangan Menyudutkan apalagi Sebar Hoaks
Hasto kemudian menunjuk lukisan yang menggambarkan banyak orang sedang merobek bendera warna biru dari bendera Belanda.
Ia lantas menyinggung warna biru yang dirobek dari bendera Belanda.
"Ya, biru itu dulu warna Belanda. Kalau sekarang kan, ada warna biru lainnya juga ya. Anies kan banyak warna biru," kata Hasto.
Lebih jauh, Hasto menyebut "biru" itu kini juga terlepas dari pemerintahan Presiden Jokowi.
"Para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang, karena punya calon presiden sendiri," ujar Hasto.
Baca juga: Hasto Singgung soal Biru yang Terlepas, Pengamat Nilai Sulit Depak Nasdem dari Kabinet Jokowi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.