MENGAPA Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jumat (14/10/2022), di Istana Negara?
Rupanya Presiden ingin mengingatkan kepada para polisi ikhwal gaya hidup mereka lewat perwakilan yang hadir. Tak main-main, dalam pertemuan itu dihadiri 559 personal Polri yang terdiri dari pejabat utama Mabes Polri, kapolda, serta kapolres.
Dalam pertemuan itu Presiden Joko Widodo meminta para pejabat kepolisian untuk memperhatikan gaya hidup mereka yang berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial di tengah situasi sulit yang dirasakan hampir semua elemen masyarakat.
Menurut Presiden Jokowi, kecemburuan sosial akibat gaya hidup mewah para pejabat kepolisian sangat berpotensi menimbulkan letupan sosial di tengah masyarakat.
"Saya ingatkan yang namanya polres, kapolres, kapolda, pejabat utama, pejabat tinggi, ngerem total masalah gaya hidup. Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil atau motor gede yang bagus, hati-hati, saya ingatkan hati-hati," kata Presiden Jokowi dalam pengarahan tersebut sebagaimana disiarkan kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden.
Kebetulan saat Presiden menyatakan hal itu publik ditunjukkan dengan gaya hidup yang berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial. Seorang petinggi polisi diberitakan punya kekayaan melimpah.
Berpangkat bintang dua, petinggi polisi memiliki 53 properti berupa bidang tanah dan bangunan atau rumah.
Baca juga: Daftar Harta Properti Kapolda Jatim Teddy Minahasa, Tersebar di 53 Lokasi
Sebut saja 53 rumah, tentu tidak main-main dalam mengumpulkan kekayaan. Padahal, dalam ukuran standar beli satu rumah saja sudah empot-empotan.
Pinjam penjelasan Menkeu Sri Mulyani bahwa inflasi tinggi akan mendorong kenaikan suku bunga acuan.
Hal ini akan diikuti oleh semakin tingginya bunga perbankan sehingga masyarakat harus menguras kantong lebih dalam untuk mendapatkan rumah. Maka masyarakat akan semakin sulit untuk membeli rumah.
Tetapi kok polisi bintang dua itu gampang sekali membeli 53 rumah? Ternyata oh ternyata, polisi kaya itu menghalalkan segala cara untuk mengumpulkan kekayaan.
Belakangan terungkap bahwa polisi bernama Irjen Teddy Minahasa "main narkoba" untuk memperkaya diri.
Diberitakan, Divisi Profesi dan Pengamanan (Div Propam) Polri menangkap Kapolda Sumatera Barat yang baru dimutasi sebagai Kapolda Jawa Timur Irjen Teddy Minahasa pada Jumat, 14 Oktober 2022. Penangkapan jenderal bintang dua itu diduga karena terlibat jaringan narkoba.
Polisi menyebut Teddy Minahasa mengganti barang bukti narkoba jenis sabu yang semestinya dimusnahkan dengan tawas.
Sabu seberat 5 kg itu yang kemudian dijual ke pihak lain. Diduga ia menjual per kilogramnya sekitar Rp 400 juta. Bisa dihitung berapa diperoleh. Setidaknya satu rumah agak mewah sudah diperolehnya.