JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha mengungkapkan alasan pengusungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres).
Ia menilai keputusan diambil untuk menginisiasi agar masyarakat semakin aktif mendorong figur yang disukai turut dalam kontestasi perebutan kursi RI-1.
“Biar ini menjadi snow ball effect, bisa jadi gerakan masyarakat. Biar akhirnya masyarakat yang menyuarakan ke partainya masing-masing,” sebut Giring di Menara Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta, Selasa (11/10/2022).
“Bahwa sudahlah calon ini (yang dipilih) udah pasti menang (karena) calon yang disukai masyarakat,” tuturnya.
Baca juga: Hasto Singgung PSI: Sama-sama Dukung Jokowi, tapi Banyak Manuver Rugikan PDI-P
Ia mengaku PSI tak sembarangan dalam mengambil keputusan untuk mengusung Ganjar.
Giring mengklaim pihaknya mempertimbangkan berbagai hasil lembaga survei, serta hasil forum Rembuk Rakyat.
“Di Rembuk Rakyat PSI juga 55 persen (responden) mem-vote Mas Ganjar dari 100.000 vote kan. Jadi calon ini kuat,” ujarnya.
Melihat hasil tersebut, lanjut Giring, PSI akhirnya sepakat untuk mengusung Ganjar karena diminati oleh masyarakat.
Baca juga: PDI-P Sindir PSI yang Deklarasikan Ganjar Jadi Capres: Ngomonglah Sama Ketum, Begitu Loh, Bos!
Lantas sebagai partai politik (parpol) PSI berupaya untuk membuka jalan Ganjar menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Yang dia (Ganjar) butuhkan apa? Partai. Karena partai lain masih ita itu (tidak jelas), di PSI malah hajar aja, sikat,” ungkap Giring.
Terakhir ia memandang Ganjar dan Yenny Wahid yang diusung sebagai calon wakil presiden (cawapres) adalah pasangan calon (paslon) yang bisa melanjutkan program pembangunan Presiden Joko Widodo.
“Jadi kita punya cita-cita, Mas Ganjar Presiden, Mbak Yenny Wakil Presiden. Bukan masalah kekuasannya, tapi kita tahu siapa yang bisa melanjutkan cita-cita Pak Jokowi,” imbuhnya.
Baca juga: Diusung sebagai Capres oleh PSI, Ganjar: Itu Kewenangan Mereka
Diketahui PSI resmi mengusung Ganjar-Yenny Wahid sebagai capres-cawapres pada Senin (3/10/2022) sore.
Momen itu diambil pasca Partai Nasdem mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres pada pagi harinya.
Di sisi lain, keputusan PSI itu mendapatkan resistensi dari Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDI-P Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul, dan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.
Pacul menilai PSI mestinya meminta izin lebih dulu pada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sebelum mengusung Ganjar.
Baca juga: Yenny Wahid Terkejut Dipasangkan dengan Ganjar oleh PSI untuk Pilpres 2024
"Iya ngomong. Pakailah. Ngomonglah sama Ketum. Begitu loh, Bos," kata Pacul ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (4/10/2022).
"Kau cobalah tanya pada hatimu sendiri. Kau tanya pada hatimu sendiri, kira-kira kayak gitu pantas apa enggak? Kan begitu," sambungnya.
Sedangkan Hasto mengungkapkan meski menjadi parpol yang mendukung Jokowi tapi banyak manuver PSI yang merugikan PDI-P.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.