Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TGIPF Sebut Keterangan Polisi hingga "Steward" Stadion Kanjuruhan Siap Diolah Jadi Laporan

Kompas.com - 10/10/2022, 14:08 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan Mayjen TNI (Purn) Suwarno mengatakan, mereka sudah menemui pihak-pihak yang terlibat dalam pengamanan pertandingan Arema FC dan Persebaya pada 1 Agustus 2022.

Suwarno yang juga Wakil Ketua Umum I Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) mengatakan, dalam pertemuan itu mereka menggali informasi dari kepolisian, TNI, serta tenaga pengamanan lapangan sipil yakni security officer dan steward di Malang.

"Kita sudah berhasil ketemu dengan semua unsur pengamanan yang terkait. baik dari unsur Kepolisian plus Brimob," kata Suwarno seperti dikutip dari video di kanal YouTube Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Senin (10/10/2022).

Baca juga: Gerak Cepat TGIPF Tragedi Kanjuruhan: Rekomendasi Keluar Pekan Ini

"Kemudian kita juga ketemu dengan unsur-unsur dari jajaran pengendali lapangan, dan juga dari unsur TNI ada dari unsur Zipur 5, ada dari unsur Kodim 0818, kemudian didukung oleh unsur dari POM dan yang terkait serta beberapa kelengkapan lain yang berkaitan dengan keamanan," lanjut Suwarno.

Suwarno mengatakan, dalam pertemuan itu mereka juga mengumpulkan berbagai masukan dari seluruh pihak yang terlibat dalam pengamanan pertandingan sepakbola Liga 1, terutama yang terlibat dalam pengamanan laga Arema FC dan Persebaya.

"Dari beberapa yang kita lihat ini kita sudah mendapatkan beberapa informasi sebagai penguatan dan ini akan kita jadijkan sebagai masukan nanti pada saat setelah kita olah di Jakarta," ucap Suwarno.

Suwarno mengatakan, anggota TGIPF juga menemui perwakilan pendukung Arema FC, Aremania, yang turut mengalami langsung insiden maut di Stadion Kanjuruhan.

Baca juga: TGIPF Tragedi Kanjuruhan Bertemu Kompolnas, Ini yang Dibahas

Selain itu, TGIPF juga menemui sejumlah korban selamat dari peristiwa itu yang mengalami cedera.

"Sehingga harapannya nanti kita akan mendapatkan masukan-masukan yang komprehensif dari semua unsur, baik masyarakat kita yang di Malang, khususnya para penonton, kemudian para petugas yang di lapangan, fasilitas prasarana yang digunakan dan beberapa aturan dipenuhi atau tidaknya itu sudah saya dapatkan," papar Suwarno.

Kericuhan setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya pada 1 Oktober 2022 lalu menimbulkan 702 korban, sebanyak 131 orang di antaranya meninggal.

Baca juga: 5 Temuan Sementara TGIPF soal Stadion Kanjuruhan: Tak Layak untuk Laga Risiko Tinggi hingga Soroti Pintu Darurat

Saat itu Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya. Setelah pertandingan, sejumlah Aremania turun ke lapangan dengan harapan menemui para pemain idola mereka. Namun, beberapa di antaranya ada juga yang diduga melakukan kekerasan.

Saat itu pendukung Persebaya, atau dikenal dengan julukan Bonek, tidak diperkenankan hadir untuk menghindari kericuhan. Sebab, kedua tim beserta para pendukungnya dikenal sebagai rival bebuyutan.

Hal itu membuat aparat keamanan yang terdiri dari kepolisian dan TNI berupaya menghalau massa Aremania yang mulai mendekati lorong ruang ganti pemain.

Saat itulah mulai terjadi kericuhan. Sejumlah aparat kepolisian kemudian melepaskan beberapa tembakan gas air mata dengan maksud membubarkan penonton.

Baca juga: Anggota TGIPF Sebut Stadion Kanjuruhan Perlu Dibenahi untuk Gelar Pertandingan Risiko Tinggi

Akan tetapi, dari rekaman terlihat aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke tribun yang masih penuh dengan penonton yang duduk untuk menunggu giliran keluar.

Alhasil saat itu massa penonton berlarian menyelamatkan diri dari asap gas air mata. Mereka kemudian berebut menuju pintu keluar. Akibatnya para penonton itu berdesak-desakan dan terhimpit hingga ada yang jatuh terinjak-injak dan kehabisan napas.

Selain para penonton yang meninggal, terdapat 2 polisi yang meninggal akibat terjebak himpitan di akses pintu keluar. Mereka adalah Briptu Fajar Yoyok Pujiono dan Bripka Andik Purwanto.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada 6 Oktober 2022 mengumumkan enam orang ditetapkan sebagai tersangka tragedi Kanjuruhan.

Baca juga: Kata TGIPF soal Data Korban Tragedi Kanjuruhan yang Berbeda-beda

Mereka adalah Akhmad Hadian Lukita (Dirut LIB), Abdul Harris (Ketua Panpel), Suko Sutrisno (Security Officer), Wahyu SS (Kabag Ops Polres Malang), H (Brimob Polda Jatim), BSA (Kasat Samapta Polres Malang).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com