JAKARTA, KOMPAS.com - Analis politik Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menyebut, Partai Nasdem mengambil keputusan yang berani dengan mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) Pemilu 2024.
Namun, menurutnya, langkah ini berpotensi membuat Nasdem ditinggalkan oleh sebagian pemilihnya, utamanya dari kalangan akar rumput.
"Ketika Nasdem mengusung Anies, maka basis grassroot (akar rumput) Nasdem akan melemah dan Nasdem berpotensi ditinggal pemilihnya sendiri karena terjadinya split ticket voting," kata Pangi kepada Kompas.com, Rabu (5/10/2022).
Baca juga: Partai NasDem Curi Start Deklarasi Anies Bakal Capres, Untung atau Buntung?
Split ticket voting dapat diartikan sebagai terbelahnya dukungan politik pemilih dalam dua agenda pemilihan yang berbeda, misalnya pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan anggota legislatif (pileg).
Menurut Pangi, fenomena itu mungkin terjadi pada pemilih Nasdem lantaran ada ketidaksesuaian antara pilihan elite dengan suara akar rumput terhadap sosok capres yang diusung.
Hasil survei Voxpol Center Juli lalu misalnya, menunjukkan bahwa responden dari kalangan akar rumput di daerah Indonesia Timur seperti Papua, NTT, dan Manado lebih memilih Ganjar Pranowo untuk diusung sebagai capres (78,8 persen) ketimbang Anies (36,7 persen).
Sementara, menurut survei yang sama, Anies unggul di DKI Jakata (81,3 persen), Jawa Barat, dan Banten.
Baca juga: Dua Kader Mundur Setelah Nasdem Deklarasi Anies Capres, Waketum: Ini Seleksi Alam
Oleh karenanya, Pangi menduga, ke depan Nasdem akan berupaya melebarkan wilayah basis pemilihnya untuk menggaet ceruk-ceruk suara baru.
Besar kemungkinan partai besutan Surya Paloh itu bakal bekerja keras untuk membangun identitas Nasdem yang seolah kongruen alias sebangun dengan Anies.
"Semakin tinggi identitas bahwa Anies adalah Nasdem dan Nasdem identik dengan Anies, maka peluang Nasdem untuk mendapatkan insentif efek ekor jas pada kelender pemilu serentak nanti akan semakin besar," ujar Pangi.
"Sebaliknya, jika Nasdem gagal dalam stempel identitas Anies, maka tidak akan memberikan dampak elektoral yang signifikan terhadap pertumbuhan elektoral Nasdem, malah akan berpotensi sebagai pemantik konflik di internal partai," tuturnya.
Ke depan, Nasdem tinggal mencari rekan koalisi untuk memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold dan benar-benar mengantarkan Anies ke panggung pilpres.
Sebagaimana dinamika politik belakangan, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berpeluang besar merapat ke koalisi Nasdem.
"Nasdem tinggal menyakinkan Partai Demokrat dan PKS, apakah nanti salah satu dari kader Demokrat dan PKS menjadi cawapres pasangan Anies," kata Pangi.
Sebelumnya, Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres yang akan mereka usung pada Pemilu 2024.