Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Sebut Fanatisme Suporter Sepak Bola Kerap Hanya Dijadikan Komoditi

Kompas.com - 03/10/2022, 22:26 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai fanatisme suporter sepak bola kerap dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mencari keuntungan.

Padahal menurutnya suporter sepak bola juga harus mendapatkan pembinaan agar fanatismenya tak memicu tindakan anarkis dan radikal.

Hal itu disampaikan Muzani menanggapi tewasnya 125 suporter Arema Malang dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, 28 Polisi Diperiksa Propam Terkait Dugaan Pelanggaran Etik

“Fanatisme itu kadang kala dijadikan sebagai komoditi tanpa ada pembinaan yang memadai,” sebut Muzani dalam keterangannya, Senin (3/10/2022).

Ia menyampaikan apapun tindakan yang dilakukan saat ini tak akan mengembalikan nyawa suporter yang meninggal.

Maka salah satu solusi selain mengusut tuntas insiden tersebut adalah melakukan pembenahan total agar kejadian serupa tak terulang.

Baca juga: Polres Bantul Akui Ada Kelalaian Anggota di Balik Cuitan soal Kerusuhan Kanjuruhan

“Karena itu apa yang disampaikan Presiden khususnya kepada Kapolri untuk melakukan investigasi menyeluruh merupakan langkah tepat,” ujar dia.

“Agar tidak ada kelalaian penyelenggaraan dalam event-event selanjutnya,” sambungnya.

Di sisi lain Muzani mengklaim telah meminta anggota Fraksi Gerindra di Komisi X untuk memeriksa semua pihak yang terlibat seperti PSSI, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta penyelenggara Liga 1.

Baca juga: Prajurit Tendang Suporter saat Tragedi Kanjuruhan, Andika: Sudah Mengarah Pidana, Sangat Berlebihan!

“Ratusan korban tidak sebanding dengan apapun. Kita harus introspeksi diri masing-masing agar sepak bola nasional kita lebih baik ke depan,” ucapnya.

Adapun kericuhan terjadi pasca Arema Malang kalah 3-2 dari Persebaya Surabaya di kandangnya sendiri.

Suporter yang tak puas atas hasil pertandingan, lantas merengsek masuk ke dalam lapangan.

Situasi itu kemudian membuat kepolisian menembakkan gas air mata hingga ke arah tribun penonton.

Baca juga: Duka Tragedi Kanjuruhan, Suporter Sriwijaya FC Nyalakan 1.000 Lilin dan Doa Bersama

Hal itu diduga memicu penonton yang kesakitan panik dan berusaha keluar dari stadion.

Begitu banyaknya penonton yang mencari jalan keluar menyebabkan terjadinya penumpukan di sejumlah titik, kondisi itu menyebabkan banyak orang terdesak, terinjak, pingsan hingga meregang nyawa.

Terbaru Polri mengklaim sebanyak 125 orang meninggal, 21 luka berat, sementara 309 lainnya luka ringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com