Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Tak Bertahan di KIB, PPP Disarankan Segera Putuskan Bergabung dengan Koalisi Baru

Kompas.com - 30/09/2022, 22:21 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) disarankan segera mencari koalisi dengan partai politik (parpol) lain jika tak mau bertahan di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, PPP punya dua pilihan untuk menanggapi kondisi seperti ini.

Pertama, PPP bisa bergabung dengan poros Gondangdia yang tengah dijajaki oleh Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.

“PPP lebih cocok untuk bergabung dengan koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS yang kabarnya akan mengusung Anies sebagai calon presiden,” tutur Umam pada Kompas.com, Jumat (30/9/2022).

Baca juga: Gelar Mukernas Akhir Tahun, PPP Akan Bahas Soal Koalisi Pemilu 2024

Menurut Umam, bergabungnya PPP dengan poros Gondangdia tak akan menyebabkan split ticket voting atau kondisi di mana pemilih partai memberikan pilihan yang berbeda dalam gelaran pemilu.

Ia mengatakan, dengan mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres, PPP lebih mudah mengkoordinir konstituennya.

“Mengingat Anies cukup identik dengan representasi kekuatan politik Islam,” ujarnya.

Pilihan kedua, lanjut Umam, PPP punya kans diajak bergabung bersama PDI-P. Sebab, PDI-P yang merupakan partai nasionalis, butuh memperluas konstituen dari partai Islam.

“PDI-P membutuhkan legitimasi dukungan Islam moderat untuk memenangkan Pilpres 2024 mendatang,” ucapnya.

Ia menyampaikan, PPP pun punya utang politik dengan PDI-P. Sehingga, untuk membayar utang tersebut bisa jadi PPP memilih untuk bersama parpol besutan Megawati Soekarnoputri tersebut.

“PPP juga harus membayar utang budi PDI-P yang dinilai sejumlah kalangan memiliki jasa dalam menyelamatkan partainya dari proses degradasi parlementiary threshold di Pemilu 2019 lalu,” ujarnya.

Baca juga: PPP Tak Resisten Jika PKS Mau Bergabung ke KIB

Diketahui, PPP bakal menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) akhir 2022 atau awal 2023.

Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengungkapkan, perhelatan tersebut bakal membahas banyak hal jelang Pemilu 2024, termasuk soal koalisi.

Saat ini, PPP telah bekerja sama dengan Partai Amanat Nasional (PAN), serta Partai Golkar di KIB.

Arsul menuturkan, Mukernas PPP ingin melihat apakah PPP tetap berada di KIB dan membantu memperbesar koalisi tersebut atau justru keluar mencari koalisi lain.

"Saya tidak mengatakan bahwa di Mukernas itu pasti akan kita evaluasi, dalam arti kemudian kita keluar dari KIB. Enggak gitu. Tapi pasti akan kita bicarakan," sebutnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com