GRESIK, KOMPAS.com - Sejumlah pengusaha sarang burung walet mengeluhkan kesulitan melakukan ekspor ke China saat berdialog dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di pabrik sarang burung walet PT Husein Alam Indah, Gresik, Jawa Timur, Kamis (30/9/2022).
"Kita menemui kesulitan untuk bisa ekspor langsung ke China karena beberapa hambatan di antaranya masalah impor protokol, itu yang sampai sekarang menjadi momok kita," kata salah seorang pengusaha bernama Rosi Amsari.
Baca juga: Dukung Perkembangan Produk Lokal, Heavenly Group Launching Suplemen Kesehatan Sarang Burung Walet
Rosi mengatakan, protokol impor yang diterapkan China menyulitkan pengusaha sarang burung walet yang berstatus usaha mikro, kecil, dan menengah melakukan ekspor.
Ia mengatakan, para pengusaha juga mengeluhkan aturan dari China yang mengharuskan kandungan nitrit pada sarang walet maksimal 30 ppm, berbeda dengan negara lain yang bisa mencapai 120 ppm.
"Efek dari nitrit 30 ppm itu akan menghancurkan budi daya atau populasi dari burung walet itu sendiri. Kenapa? Karena pada usia 45 hari atau 1 bulan sarang dirampas, diambil tanpa mengetahui sistem regenerasi," ujar Rosi
Ia khawatir, ketentuan itu dapat menghilangkan budi daya dan populasi burung walet di Indonesia dalam waktu 5-10 tahun.
Baca juga: Simak Tarif dan Cara Menghitung Pajak Sarang Burung Walet
Pengusaha lainnya, Erliyana, mengeluhkan rumitnya izin ekspor sarang burung walet ke China.
"Sangat rumit izinnya dan lagi macam-macam. Ini dsurvei berapa kali tidak kunjung selesai surveinya, selalu gagal walaupun sudah dibantu dengan pejabat-pejabat yang terkait," kata dia.
Oleh karena itu, pengusaha yang sudah berkiprah sejak tahun 1990 itu meminta bantuan pemerintah agar turun tangan mencari solusi dari masalah-masalah itu.
"Saya harap ini nanti bisa maju bersama, kasihan dengan karyawan-karyawan tidak ada kerjanya, Pak," ujar Eriyana.
Ma'ruf Amin mengatakan, pemerintah telah mendengar keluhan para pengusaha dan akan mencari solusinya.
Ia menyebutkan, masalah sarang burung walet pernah dibicarakan dalam sidang kabinet karena industri ini dinilai memiliki potensi dan bisa menghasilkan uang untuk kesejahteraan masyarakat.
"Karena itu pemerintah mengambil berbagai kebijakan untuk memperluas pasar, kemudian memberikan bimbingan teknis dan mendorong supaya ada permodalan bisa diberikan melalui KUR dan berbagai hal," kata Ma'ruf.
Baca juga: Jokowi Ingin Ekspor Pertanian Terus Didorong, dari Porang, Sarang Walet, hingga Edamame
Ia mengatakan, pasar sarang burung walet cukup luas tetapi yang potensial berada di China.
"Hanya memang di RRC ini ada persyaratan-persyaratan yang tadi saya dengar, sulit ada yg agak rigid sehingga yang bisa masuk ke sana itu hanya dgn kualifikasi tertentu dan jumlahnya justru tidak terlalu banyak," kata dia
Ma'ruf mengakui hal ini merupakan masalah karena harga jual sarang burung walet yang diekspor ke negara lain tidak setinggi bila diekspor ke China.
"Oleh karena itu masalah-masalah ini saya minta nanti disampaikan secara detail dan kita akan coba mencari jalan gimana supaya bisa menembus," ujar Ma'ruf.
Ia pun menegaskan, pemerintah menaruh perhatian khusus pada industri sarang burung walet, baik dari sisi pengelolaan, pengolahan, maupun pemasarannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.