JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Gubernur Papua Lukas Enembe, Aloysius Renwarin mengungkapkan sejumlah massa masih menjaga rumah kliennya yang berada di Koya, Muara Tami, Kota Jayapura hingga saat ini.
Menurut Aloy, keberadaan massa di rumah Lukas tidak bermaksud melawan negara. Mereka berdatangan ke rumah Lukas karena budaya setempat.
“Tidak ada maksud lain melawan negara kah, tidak ada,” kata Aloy dalam konferensi pers di Kantor Perwakilan Pemprov Papua, Jakarta Selatan, Senin (26/9/2022).
Baca juga: Pengacara Akan Buktikan Lukas Enembe Punya Tambang Emas
Ia mengatakan, dalam budaya masyarakat melanesia, jika ada salah satu saudara yang sakit maka keluarganya akan berdatangan.
Mereka akan memanggil pastor dan pendeta untuk berdoa, memotong babi, dan membakar batu guna memberikan spirit kepada orang yang sakit.
“Ini memberikan spirit kepada beliau (yang) sudah stroke empat kali, supaya bisa semangat itu penting,” tuturnya.
Baca juga: Komnas HAM Tegaskan Tak Akan Campuri Kasus Dugaan Korupsi Lukas Enembe
Selain itu, ia mengaku mendapatkan informasi banyak pasukan Brimob yang dikirim ke Jayapura. Mereka dikirim dari Maluku dan sejumlah wilayah lain.
Berdasarkan informasi yang didapatkan, mereka berdatangan ke Jayapura pada pagi hari ini.
Aloy berharap penanganan perkara dugaan korupsi Lukas tidak menimbulkan konflik di Papua. Menurutnya, Papua merupakan tanah yang damai.
“Sekarang kami dengar banyak pasukan dikirim dari sana, dari Maluku lah dari mana Brimob masuk di kota Jayapura tadi pagi saya terima laporan sangat banyak,” ujarnya.
Baca juga: Koalisi Rakyat Papua Minta Komnas HAM Keluarkan Surat Rekomendasi agar Lukas Enembe Bisa Berobat
Sementara, kuasa hukum Lukas lainnya, Stefanus Roy Rening menegaskan Lukas tidak akan melarikan diri dari pemeriksaan KPK. Adapun ketidakhadiran kliennya hari ini karena sedang sakit.
Ia menyatakan, jika sudah sehat dan mendapatkan konfirmasi dari dokter, Lukas akan memenuhi panggilan KPK.
Saat ini, kata dia, yang menjadi prioritas adalah bagaimana Lukas mendapatkan izin dari KPK untuk menjalani pemeriksaan di Singapura.
Baca juga: Mangkirnya Lukas Enembe dari Panggilan KPK yang Akhirnya Buat Jokowi Angkat Bicara
Karena itu, pihaknya mendiskusikan dengan KPK terkait kemungkinan mengirimkan tim dokter mereka ke Jayapura untuk memeriksa kondisi Lukas.
“Kami bertanggung jawab, kalau dia sembuh dan konfirm dokter saya akan mendampingi beliau. Tidak ada niat sama sekali pak gubernur lari,” ujarnya.
Sebelumnya, Lukas Enembe ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi Rp 1 miliar terkait APBD di Papua.
Baca juga: Antisipasi Gerakan Massa Terkait Kasus Hukum Lukas Enembe, Polda Papua Tingkatkan Patroli
Sedianya Lukas dijadwalkan menjalani pemeriksaan di Polda Papua pada 12 September lalu. Namun, dia absen.
KPK kemudian menjadwalkan ulang agar Lukas menemui penyidik pada hari ini di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta. Namun, Lukas kembali tidak hadir dengan alasan sedang sakit.
Sejak Lukas ditetapkan sebagai tersangka, situasi keamanan di Jayapura meningkat. Sejumlah massa menjaga rumah Lukas hingga melakukan demonstrasi membawa topik ‘Save Lukas Enembe’.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.