Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Salamun, M.Pd.I
Dosen di STIT Pringsewu

Dosen tetap di STIT Pringsewu Lampung, Alumni program Doktor UIN Raden Intan Lampung

Dua Gibran, Merdeka Belajar dan Diplomasi Istana

Kompas.com - 26/09/2022, 06:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AKU berjalan-jalan di karantina para penderita sakit jiwa. Di sana ku lihat seorang anak muda sedang membaca buku filsafat. Perilaku dan kecerahannya membuatnya sangat berbeda dengan orang lain yang juga di karantina di sana.

Aku duduk di sebelahnya dan bertanya: “Apa yang kamu lakukan di sini?”

Ia terkejut, lalu menatapku. Namun saat melihat tidak ada dokter di sana, ia menjawab:

“Sederhana saja. Ayahku, seorang pengacara terkenal, ingin aku menjadi seperti dirinya. Pamanku, yang memiliki toko besar, berharap aku mencontoh dirinya. Ibuku ingin aku seperti ayahnya. Kakak perempuanku selalu membandingkan suaminya di depanku sebagai contoh laki-laki yang sukses. Kakak laki-lakiku berusaha melatihku untuk menjadi seorang atlet yang baik seperti dirinya."

"Dan hal yang sama terjadi di sekolahku, juga oleh guru pianoku, juga oleh guru Bahasa Inggrisku. Semuanya meyakinkan dan menegaskan bahwa merekalah contoh terbaik untuk diikuti. Tidak seorang pun yang melihatku sebagai seseorang, tetapi sebagai sebuah cermin. Lalu kuputuskan untuk masuk karantina ini. Setidaknya di sini aku bisa menjadi diriku sendiri.”

Itulah sepenggal kisah tentang arti penting sebuah kebebasan bagi seseorang (anak) untuk menentukan menjadi apa dan siapa yang ditulis oleh seorang filsuf pejuang “cinta” Kahlil Gibran yang dituturkan kembali oleh Fahrudin Faiz (2015) dalam serial ngaji filsafatnya ketika membedah pemikiran dan gagasan Kahlil Gibran.

Dalam kehidupan sehari-hari, cerita Gibran ini seringkali nampak – untuk tidak menyebut selalu – bahkan diimplementasikan dalam sebuah sistem pendidikan.

Hampir semua pendidik (guru, dosen, ustadz) “memaksa” para peserta didik (pelajar) menjadi seperti dirinya. Padahal setiap anak manusia memiliki potensi kecerdasan beragam (multyple intelligence) yang tentu berbeda antara satu dengan lainnya

Baca juga: Pesan Penting Ojo Dibandingke

Tugas para pendidik termasuk para penyelenggara pendidikan secara umum hendaknya memastikan bahwa apa yang dilakukan adalah dalam rangka mendampingi peserta didik (pelajar) untuk bertumbuh sesuai dengan potensi kecerdasannya masing-masing.

Pada akhirnya apa yang diperoleh dari guru dan lembaga pendidikan itu kemudian dapat digunakan sebagai bekal menghadapi kehidupan nyata dengan segala kompleksitas persoalannya.

Kompleksitas kehidupan tentu akan menjadi persoalan tersendiri ketika, misalnya, hanya diselesaikan dengan sistem pendidikan yang seringkali “memaksa” peserta didik untuk menjadi “seseorang” dengan prototipe tertentu yang seringkali menjadi tidak jelas.

Sampai di sini dapat kita pahami mengapa kemudian Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim menggagas tentang merdeka belajar.

Di antara poin penting dari gagasan Mas Menteri tersebut adalah dengan memberikan hak kepada mahasiswa untuk mengambil kuliah tiga semester di luar program studi, meskipun kemudian ketika mengambil kuliah masih dari yang satu rumpun keilmuan tentu belum dapat mendekati kepada apa yang menurut hemat saya menjawab persoalan mendasarnya.

Diplomasi dan komunikasi Istana

Istana atau lebih tepat orang-orang yang identik dengan Istana telah membuka diri, bahkan menjalin komunikasi yang cukup menarik dengan mendatangi kritikus Rocky Gerung (RG) yang lebih dikenal sebagai filsuf.

Setelah Pak Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bertemu dengan RG dan terlibat pembicaraan yang hangat dalam sebuah podcast, giliran Putra Sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang juga Wali Kota Solo bertandang ke kediaman RG untuk berguru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Jokowi Bertemu 2 Menteri PKB di Tengah Isu Hak Angket Kecurangan Pemilu

Saat Jokowi Bertemu 2 Menteri PKB di Tengah Isu Hak Angket Kecurangan Pemilu

Nasional
Sisa 4 Provinsi yang Belum Direkapitulasi, Sebelum KPU Tetapkan Hasil Pemilu 2024

Sisa 4 Provinsi yang Belum Direkapitulasi, Sebelum KPU Tetapkan Hasil Pemilu 2024

Nasional
Puncak Mudik Jatuh 5-7 Apriil 2024, 6 Ruas Tol Beroperasi Fungsional

Puncak Mudik Jatuh 5-7 Apriil 2024, 6 Ruas Tol Beroperasi Fungsional

Nasional
Respons Parpol KIM hingga Gibran Buntut Golkar Minta Jatah 5 Menteri

Respons Parpol KIM hingga Gibran Buntut Golkar Minta Jatah 5 Menteri

Nasional
Pemerintah Dianggap Kerdilkan Kondisi HAM di Indonesia Dalam Sidang Komite PBB

Pemerintah Dianggap Kerdilkan Kondisi HAM di Indonesia Dalam Sidang Komite PBB

Nasional
Ketua DPRD DKI, Masinton, dan Ade Armando Terancam Gagal Tembus DPR dari 'Dapil Neraka' Jakarta II

Ketua DPRD DKI, Masinton, dan Ade Armando Terancam Gagal Tembus DPR dari "Dapil Neraka" Jakarta II

Nasional
Dugaan Penggelembungan Suara PSI di Sorong Selatan: 0 di TPS Jadi 130 di Kecamatan

Dugaan Penggelembungan Suara PSI di Sorong Selatan: 0 di TPS Jadi 130 di Kecamatan

Nasional
Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Pengamat Duga untuk Tarik Dukungan PKB ke Pemerintahan Prabowo Kelak

Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Pengamat Duga untuk Tarik Dukungan PKB ke Pemerintahan Prabowo Kelak

Nasional
Minta Tiket Lebaran Tak Dinaikkan, Mendagri: Jangan Aji Mumpung

Minta Tiket Lebaran Tak Dinaikkan, Mendagri: Jangan Aji Mumpung

Nasional
Mendagri Minta Harga Tiket Transportasi Lebaran Tak Dinaikkan

Mendagri Minta Harga Tiket Transportasi Lebaran Tak Dinaikkan

Nasional
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Nasional
Tanggal 21 Maret 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Maret 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
AHY Siap Sediakan Lahan untuk 14 PSN Baru, Statusnya Harus 'Clean and Clear'

AHY Siap Sediakan Lahan untuk 14 PSN Baru, Statusnya Harus "Clean and Clear"

Nasional
Prabowo-Gibran Menang di Papua Barat Daya, Provinsi Terbaru Hasil Pemekaran

Prabowo-Gibran Menang di Papua Barat Daya, Provinsi Terbaru Hasil Pemekaran

Nasional
Baleg dan Pemerintah Sepakat RUU DKJ Dibawa Ke Paripurna, Hanya Fraksi PKS Menolak

Baleg dan Pemerintah Sepakat RUU DKJ Dibawa Ke Paripurna, Hanya Fraksi PKS Menolak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com