PROGRAM AIMAN mendapatkan eksklusif laporan keuangan dari Konsorsium Judi yang selama ini dikenal dengan "Konsorsium 303" dan dikaitkan dengan kasus Ferdy Sambo.
Dari hasil laporan keuangan ini, rata-rata Rp 20 miliar digelontorkan setiap bulan. Sebagian besarnya diarahkan dengan kode "Coklat" yang merujuk pada polisi.
Sebelumnya beredar diagram Konsorsium 303. Diagram ini sempat ramai dibahas. Bahkan termasuk saat rapat antara Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dengan Komisi III DPR.
Sejumlah anggota DPR bersuara agar kasus Konsorsium 303 yang kerap dikatakan sebagai bagian dari Kerajaan Ferdy Sambo diusut tuntas kebenarannya.
Di akhir rapat, Kapolri berjanji akan mengusut isu Konsorsium 303.
"Saat ini kami masih mendalami, tim Propam sedang bekerja," kata Kapolri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Kala itu, Diagram Konsorsium 303 mengaitkan dengan Ferdy Sambo. Data yang saya dapatkan terkait aliran uang dari Konsorsium ke sejumlah oknum Polisi.
Saya mendapati data bahwa banyak nama dari penerima uang Konsorsium adalah nama-nama yang saat ini terkena kasus etik dan sebagian, bahkan sudah disidang etik.
Meski ada banyak yang sempat diperiksa dan belum disidangkan. Nama-nama tersebut tercatat menerima uang dari Konsorsium.
Saya mendapati sejumlah pengeluaran, sebagian besar hanya menyebut kode "coklat", yang merujuk pada Polisi disertai dengan nama penerimanya.
Kebutuhannya mulai dari tiket pesawat, bulanan, hingga kebutuhan pribadi seperti minuman dan cerutu.
Cerutu pada satu bulan, misalnya, tercatat sebanyak Rp 70 juta lebih. Untuk minuman lebih dari Rp 50 juta.
Sementara bantuan untuk pejabat polisi melakukan perjalanan ke Eropa Rp 560 juta.
Adapula tercatat Pospol Pluit Rp 10 Juta hingga Bantuan Kasus Rekening Medan Rp 386 juta. Entah apa maksud dari Pemberian Pospol Pluit dan Kasus Rekening Medan ini.
Total laporan keuangan yang tertulis dari dugaan Konsorsium 303 kepada sejumlah Oknum Polisi ini, rata-rata Rp 20 miliar setiap bulannya.