Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAL: Kalau Ada yang Adang Nelayan Indonesia di Natuna, Akan Kita Hadapi

Kompas.com - 22/09/2022, 19:03 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menanggapi serius informasi tentang adanya pengadangan nelayan lokal di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau.

Yudo mengaku belum menerima laporan terkait peristiwa pengadangan nelayan lokal oleh Kapal Penjaga Pantai China itu. Akan tetapi, ketika informasi itu benar, dia memastikan akan menghadapi persoalan tersebut.

“Nah itu nanti berhadapan dengan kita kalau sampai seperti itu (adanya pengadangan), selama ini saya belum mendapat laporan sampai Coast Guard-nya China sampai mengusir nelayan kita ini, saya belum mendapat itu,” kata Yudo kepada wartawan di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (22/9/2022) siang.

“Secara diplomatik nanti akan saya protes, dan secara nyata pasti akan kita hadapi dengan kapal kita. Karena enggak boleh mereka mengusir kapal kita di ZEE kita,” tambah dia.

Baca juga: KSAL Minta Nelayan Natuna Lapor ke Pangkalan AL jika Diadang Kapal Asing

Yudo meminta nelayan Natuna itu melapor ke Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Ranai jika diadang kapal asing.

“Tentunya mereka sudah kita sampaikan, kalau ada hal seperti itu (pengadangan) sampaikan kepada kapal kita atau ke Lanal Ranai, atau Guspurla selalu berada di sana,” ujar Yudo.

Yudo mengatakan, setidaknya ada empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang setiap saat bersiaga di Laut Natuna Utara yang merupakan wilayah operasi prioritas Komando Armada I (Koarmada I) TNI AL itu.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa kehadiran kapal asing yang melintas perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia tak lain dalam rangka freedom navigation atau pelayaran bebas.

Dalam aturannya, kapal asing boleh melintasi ZEE Indonesia namun dilarang berhenti, melego jangkar, maupun mengusir nelayan.

Baca juga: Nelayan Diadang Kapal Penjaga Pantai China yang Mondar-mandir di Laut Natuna

Diberitakan, nelayan asal Natuna, Dedi (38) mengatakan, Kapal Penjaga Pantai China melakukan manuver untuk memotong haluan kapal mereka di Laut Natuna Utara.

Selain itu, Dedi juga menyebut, kehadiran kapal-kapal ikan asing yang semakin marak di perairan tersebut.

Dedi mengatakan, dia dan tiga rekannya bertemu kapal Penjaga Pantai China bernomor lambung 5403 pada 8 September 2022.

”Aku dikelilingi dia (kapal). Dia mau memutar haluan kapal aku, tetapi aku terus saja sesuai haluan aku menuju arah tenggara,” kata Dedi saat dihubungi dari Batam, dikutip dari Kompas.id.

Baca juga: Viral Video Kopaska Dipalak Preman di Bekasi, KSAL: Sudah Dimaafkan

Dedi menjelaskan, dia dan tiga rekannya berada di Laut Natuna Utara sejak 1 September dan baru kembali berlabuh di Pulau Natuna pada Senin pagi.

Selain bertemu Kapal Penjaga Pantai China, mereka juga melihat sejumlah kapal ikan asing yang berukuran sangat besar.

”Aku tak melihat bendera kapal-kapal ikan itu. Namun, kami menduga itu kapal ikan dari China atau Taiwan soalnya badannya (terbuat) dari besi dan ukurannya besar. Itu berbeda sekali dengan kapal ikan Vietnam yang biasa kami lihat,” ujar Dedi.

Ketua Aliansi Nelayan Natuna Hendri menambahkan, kapal-kapal ikan asing memang semakin marak beroperasi di Laut Natuna Utara selama dua tahun terakhir.

Bahkan, belakangan kapal-kapal ikan asing berani beroperasi di perairan yang hanya berjarak 30 mil laut (55,56 kilometer) dari Pulau Laut yang merupakan pulau terluar di Kabupaten Natuna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com