JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali megaku, tak khawatir jika pada akhirnya ada konsekuensi politik yang harus diterima Nasdem karena berkoalisi dengan partai oposisi pemerintah saat ini.
Diketahui, saat ini Nasdem tengah menjajaki koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.
Baca juga: Nasdem: Kalau Anies Tak Komitmen Lanjutkan Program Jokowi, Kita Tidak Jadi Dukung
“Pak Jokowi orang yang berhati luas, bagi kami ketika kami berkoalisi dengan partai oposisi bukan berarti kemudian melakukan oposisi pada Pak Jokowi,” tutur Ali pada Kompas.com, Kamis (22/9/2022).
Ia mengatakan, Nasdem telah mengenal sikap Jokowi karena telah bekerja sama sejak Pemilu 2014.
Dalam pandangannya, Jokowi bisa melihat secara objektif karena penjajakan koalisi yang dilakukan Partai Nasdem ditujukan untuk Pemilu 2024, ketika masa jabatan Jokowi sudah berakhir.
Baca juga: Nasdem-Demokrat-PKS Tak Kunjung Umumkan Koalisi, Diprediksi karena Kedekatan Surya Paloh-Jokowi
“Dalam artian sampai selesai periode Pak Jokowi Nasdem konsisten melakukan pembelaan atau mendukung Pak Jokowi,” paparnya.
Bahkan, ketika nantinya keputusan itu berdampak pada reshufle menteri dari Partai Nasdem di Kabinet Indonesia Maju, Ali menegaskan hal itu tak akan mengubah sikap partai besutan Surya Paloh itu menarik diri dari koalisi pemerintahan.
“Karena (sejak awal) kita tidak punya komitmen untuk menempatkan orang kita di kabinet ketika kita mendukung Pak Jokowi,” ujarnya.
Baca juga: Nasdem Ungkap Tantangan Bangun Koalisi dengan Demokrat dan PKS
“Komitmen kita mengusung Pak Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sampai selesai periodenya,” tandas Ali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.