JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya segera mencari alternatif pengganti saham Royal Dutch Shell Plc (Shell) yang mengundurkan diri dari pengerjaan proyek Gas Abadi Blok Masela.
Hal tersebut disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia selepas mengikuti rapat dengan Presiden Jokowi.
"Kalau Blok Masela kan kemarin waktu kami rapat terbatas dengan presiden itu, presiden sudah perintahkan untuk 35 persen saham Shell yang keluar harus segera dicari atlernatifnya," ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (19/9/2022).
"Salah satu alternatifnya itu adalah bagaimana negara hadir untuk mengambil saham itu," kata dia.
Baca juga: Jokowi Minta Proyek Blok Masela Segera Dimulai
Menurut Bahlil, salah satu langkah yang bisa dilakukan negara yakni keterlibatan Indonesia Investment Authority.
Selain itu, Pertamina diberi ruang untuk mencari partner investasi baru.
Bahlil mengatakan, langkah-langkah tersebut dilakukan agar bisa dibentuk sebuah konsorsium baru.
"Karena apa? Shell ini kan mengambil gas di bawah laut, itu kan membutuhkan teknologi. Pertamina atau INA kan belum punya teknologi itu," kata dia.
"Maka mau tidak mau kita harus berkolaborasi, berpartner dengan perusahaan investor yang punya teknologi. Nah sekarang lagi dikerjakan," ujar Bahlil.
Dia mengatakan, Presiden Jokowi menargetkan konsorsium baru bisa masuk ke Blok Masela secepatnya.
"Kalau bisa tahun ini selesai, jauh lebih baik karena Bapak Presiden sendiri kemarin sudah mengunjungi Saumlaki, ke tempat di mana akan jadi basecamp pengelolaan Blok Masela," ungkap Bahlil.
"Dan presiden melihat langsung bagaimana persiapan infrastruktur di Saumlaki, airport bagus, jalannya bagus, pelabuhan bagus dan sangat representatif untuk bisa dilakukan investasi di sana," kata dia.
Baca juga: Shell Hengkang dari Blok Masela, Apa Alasannya?
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta agar pengerjaan Proyek Gas Abadi Blok Masela segera dimulai setelah tertunda akibat mundurnya salah satu investor.
"(Blok Masela) memang terus akan kita dorong agar segera dimulai," kata Jokowi setelah menyerahkan bantuan di Pasar Olilit Saumlaki, Kepulauan Tanimbar, Jumat (2/9/2022), dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi mengatakan, proyek ini sebetulnya sudah akan dimulai dengan keterlibatan Royal Dutch Shell Plc (Shell) dan Inpex Corporation (Inpex) sebagai pemegang saham.