Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 6 PR yang Harus Dikerjakan Indonesia supaya Pandemi Covid-19 Segera Usai

Kompas.com - 19/09/2022, 11:39 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Mohammad Syahril menyatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan enam pekerjaan rumah yang harus dilakukan supaya semua negara di dunia tidak mengalami lonjakan kasus infeksi Covid-19, menjelang akhir pandemi yang disebut sudah berada di depan mata.

Syahril mengatakan, enam kebijakan yang diusulkan oleh WHO supaya pandemi segera berakhir adalah vaksinasi, melakukan testing dan sequencing, memastikan sistem kesehatan untuk pelayanan Covid-19, mempersiapkan lonjakan kasus, melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian, serta menyampaikan informasi terkait Covid-19 kepada masyarakat.

Baca juga: WHO Sebut Akhir Pandemi Covid-19 di Depan Mata, Kemenkes Ingatkan Tetap Disiplin Masker dan Vaksinasi

Menurut Syahril, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama supaya enam kebijakan itu bisa berjalan dan Indonesia tidak mengalami lonjakan kasus ketika WHO mencabut status pandemi Covid-19 kelak.

"Kalau kita tidak meningkatkan atau mempertahankan disiplin protokol kesehatan tadi dan juga tidak mengejar cakupan vaksinasi, maka bisa saja apa yang dikatakan oleh Dirjen WHO tadi tidak menjadi suatu kesempatan emas bagi kita," kata Syahril dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat (16/9/2022).

Syahril mengatakan, berakhir atau tidaknya pandemi Covid-19 kini bergantung kepada masyarakat Indonesia dan dunia.

Sebab, menurut Syahril, pernyataan Tedros di satu sisi memberikan penghargaan kepada semua negara yang sudah bekerja keras mengendalikan situasi pandemi.

Baca juga: Akhir Pandemi Disebut di Depan Mata, Vaksin Dalam Negeri Tetap Diproduksi

Syahril mengingatkan, enam pekerjaan rumah dari WHO itu harus dikerjakan agar pandemi Covid-19 benar-benar berakhir.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pekan lalu menyebutkan kemungkinan akhir pandemi sudah ada di depan mata, dengan berkaca pada data kasus Covid-19 di dunia yang menurun secara drastis sejak 2020.

Menurut Tedros, Covid-19 telah menewaskan jutaan orang dan menginfeksi 606 juta orang sejak muncul pada akhir 2019, pekan lalu turun ke level terendah sejak Maret 2020.

Baca juga: Epidemiolog Optimistis Pandemi Covid-19 Dicabut Paling Cepat Awal 2023 jika...

Dikutip dari The Guardian, jumlah kematian mingguan yang dilaporkan akibat Covid-19 mencapai angka terendah sejak Maret 2020.

"Kami tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi," ujar Tedros.

"Kami belum sampai di sana (akhir pandemi), tetapi akhir sudah di depan mata," ujar dia.

(Penulis : Ardito Ramadhan | Editor : Bagus Santosa, Icha Rastika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com