Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Optimistis Pandemi Covid-19 Dicabut Paling Cepat Awal 2023 jika...

Kompas.com - 18/09/2022, 18:49 WIB
Syakirun Ni'am,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Griffrith University, Australia, Dicky Budiman memperkirakan status pandemi Covid-19 bisa dicabut pada paling cepat awal 2023.

Dicky mengaku optimistis status pandemi bisa dicabut dengan sejumlah syarat dan indikator.

“Saya bisa cukup optimistis awal tahun depan bisa dicabut ya paling cepat,” kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Minggu (18/9/2022).

Dicky menggarisbawahi status public health emergency international concern atau kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia bisa dicabut jika beberapa hal terpenuhi.

Baca juga: UPDATE 18 September: Bertambah 1.683, Kasus Covid-19 di Indonesia Capai 6.408.806

Syarat tersebut antara lain, vaksinasi terus dipercepat, 80 persen dari total penduduk di dunia telah mendapatkan dosis kedua vaksin Covid-19, pelaksanaan 5 M, dan disiplin masyarakat dunia, termasuk Indonesia.

“Kalau akhir tahun ini agak-agak mepet ya, cabut public health emergency international concern-nya,” ujar Dicky.

Sebaliknya, kata Dicky, jika masyarakat gagal memenuhi syarat-syarat tersebut dan disiplin protokol kesehatan, maka kondisi pandemi bisa kembali memburuk.

Baca juga: Kapan Corona Masuk Indonesia Pertama Kali?

Menurut Dicky, berdasarkan pantauan selama lima bulan terakhir, kondisi pandemi Covid-19 di banyak negara sudah semakin membaik. Hal ini bisa dilihat jumlah pasien positif yang masuk ke ruang intensive care unit (ICU).

Menurut dia, meski saat ini masyarakat dunia selangkah lebih maju dibanding perkembangan virus SARS-CoV-2, kata Dicky, pandemi masih mengancam.

“Karena virus itu sendiri punya potensi ancaman memperburuk atau membalikkan keadaan dengan kemampuan dia lebih,” tuturnya.

Jika umat manusia kembali tertinggal dari perkembangan virus Covid-19, maka virus itu akan kembali menjadi ancaman. Sebab, tidak ada jaminan tidak akan lagi muncul varian-varian baru yang bisa mengubah keadaan.

Baca juga: Update Corona 18 September 2022: Badan Kesehatan Perancis Peringatkan Adanya Kebangkitan Kasus Covid-19

“Ibaratnya kalau main bola kita sudah menang misalnya 3-2. Kalau ini dia bisa lahir dengan varian yang lebih super ya bisa dia menyamakan kedudukan atau bisa sedikit mendahulu,” tuturnya.

Di saat yang bersamaan, masyarakat juga mesti berhati-hati dengan berbagai penyakit yang menular lain seperti HIV, campak, difteri, dan lainnya.

Selain itu, ia mengingatkan saat ini terdapat ancaman penyakit menular lain bernama monkeypox atau cacar monyet. Karena itu, masyarakat dituntut untuk menjaga perilaku hidup sehat dalam segala aspek.

“Termasuk seksual. Karena monkeypox ini dua contoh bagaimana kalau kita balik lagi itu enggak akan membuat kita akhirnya sehat, tidak,” ujar Dicky.

“Jadi sekali lagi, kalau bicara akhir pandemi itu bukan diartikan benar-benar hilang dari SARS-CoV-2-nya,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com