JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia kehilangan cendekiawan muslim ternama, Azyumardi Azra yang meninggal setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Selangor, Malaysia akibat Covid-19.
Kabar meninggalnya Azyumardi dikonfirmasi Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Hermono.
“Betul (Azyumardi meninggal) 40 menit lalu,” kata Hermono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (18/9/2022) pukul 12.12 WIB.
Dalam catatan Kompas.com, Azyumardi mendapatkan gelar kehormatan Commander of the Order of the British Empire dari Ratu Elizabeth pada September 2010 silam.
Baca juga: Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra Wafat di Malaysia
Penghargaan tersebut diberikan karena peran Azyumardi dalam memberikan pemahaman antaragama seperti pluralisme dan kerukunan antarumat.
Azyumardi lahir di Lubuk Alung, Sumatera Barat pada 4 Maret 1955. Namanya, disebut berarti ‘permata hujau’.
Andina Dwi Fatma dalam bukunya Cerita Azra Biografi Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra menyebut dia menempuh sekolah dasar di kampung halamannya pada 1963.
Pada 1969, ia melanjutkan studinya di Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Padang. Ia dikenal cerdas dan mahir di pelajaran Matematika.
Baca juga: Azyumardi Azra Kena Serangan Jantung Dalam Penerbangan ke Malaysia
Azyumardi kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Agama Islam negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta setelah menghadapi perbedaan pendapat dengan ayahnya.
Di kampus, Azyumardi aktif menjadi aktivis mahasiswa. Ia tercatat pernah duduk sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Ciputat tahun 1981-1982.
Tidak hanya itu, ia juga pernah mengorganisir teman-temannya melancarkan protes terhadap pemerintahan Soeharto saat sidang umum MPR tahun 1978 digelar.
Baca juga: Azyumardi Azra Dirawat Intensif di Malaysia, Masuk Ruang Khusus Pasien Covid-19
Azyumardi kemudian mendapatkan beasiswa S2 di Fullbright di Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat. Ia mengambil konsentrasi sejarah pada 1986.
Selain itu, hanya dalam waktu dua tahun cendekiawan asal Sumatera Barat itu menyelesaikan program MA pada Departemen Bahasa dan Kebudayaan Timur Tengah.
Pada 1989, ia mendapat gelar MA dari kampus yang sama terkait bidang Sejarah.
Selepas itu, Azyumardi mengikuti program post doktoral di Universitas Oxford.