Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SAPA PEMIMPIN

Sekjen PKB Sebut Ada 2 Cara Atasi Permasalahan Pengaruh Budaya Asing pada Generasi Muda

Kompas.com - 15/09/2022, 20:21 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sekretaris Jendral (Sekjen) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhammad Hasanuddin Wahid mengatakan, permasalahan pengaruh budaya asing terhadap generasi muda Indonesia bisa diatasi dengan dua hal, yaitu mendengarkan dan mendiskusikan.

Ia pun mencontohkan kasus viral di media sosial (medsos) beberapa waktu lalu. Ada sebuah video memperlihatkan dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar mengusir seorang mahasiswa yang mengaku memiliki gender netral atau non-binary (nonbiner) saat acara pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB).

“Untuk mengatasi hal itu, kita (orang dewasa) harus mendengarkan dulu. Apa sebenarnya kemauan kaum muda, terutama generasi Z atau generasi pasca-Milenial ini,” ujar Hasan dalam sesi wawancara dengan Kompas.com, Selasa (23/8/2022).

Setelah mendengarkan, lanjut dia, kemudian dibantu bagian mana yang bisa diajak kerja sama atau dilakukan orang dewasa. Bukan justru mengarahkan generasi muda secara paksa.

Menurut Hasan, menghadapi generasi masa kini harus dilakukan dengan mengubah pola pikir terlebih dahulu.

Baca juga: Beberapa Tren Ini Jadi Perhatian Generasi Masa Kini

“Perlu cross check atau dikaji ulang dulu masalah itu, baru bisa kita dekati mereka (generasi muda) dan cari tahu dinamika apa yang terjadi dengan generasi,” imbuhnya.

Untuk itu, kata dia, seharusnya pada kasus mahasiswa non-binary itu, tidak perlu sampai terjadi pengusiran dari pihak lembaga pendidikan. Sebab opini atau pendapat bebas diutarakan orang-orang yang berada di negara demokrasi.

Hasan membandingan kasus mahasiswa non-binary dengan Presiden Soekarno pada waktu muncul Gerakan Non Blok. Waktu itu, Soekarno bebas mengutarakan Gerakan Non Blok ketika muncul persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur saat Konferensi Asia Afrika (KAA).

Meski pendapatan Soekarno berlawanan dengan dua kekuatan dunia yang ada saat itu, hal ini lantas tak membuat dirinya diusir dari KAA. Permasalahan ini sama saja dengan kasus binary atau non-binary.

“Hormati pikiran mereka dan cara mengadilinya bukan dengan mengusir. Kalau saya lebih suka diskusi sekeras-kerasnya. Debat ya tidak masalah sampai menemukan penyelesaian yang baik,” jelas Hasan.

Baca juga: Jokowi Diskusi 2,5 Jam dengan Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, Bahas soal Krisis

Pendekatan free public sphere

Hasan mengatakan bahwa untuk menangani masalah pada generasi muda, terutama yang menyimpang, tidak bisa dilakukan dengan kekerasan atau pemaksaan.

“Melainkan harus dengan pendekatan yang beradab dan menjaga kehormatan mereka sebagai warga negara. Hal ini bisa dilakukan dengan konsep free public sphere atau wilayah publik yang bebas,” ujarnya.

Free public sphere merupakan ruang yang bebas bagi masyarakat untuk berpendapat, berorganisasi, memilih agama, dan bersuku.

Lewat free public sphere, kata Hasan, semua pemikiran bebas diutarakan. Namun, harus ada diskusi soal pemikiran tersebut, sehingga penyelesaian yang baik bisa dicapai.

Selain free public sphere, ia menyarankan agar orang dewasa bisa beradaptasi dengan generasi muda, agar timbul pemahaman yang selaras. Pendekatan ini bisa dilakukan oleh orangtua yang ingin lebih mengenal pola pikir anak-anak mereka.

Baca juga: Mengubah Pola Pikir Anak Nongkrong lewat RPTRA Kenanga

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com