Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 15/09/2022, 15:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi hacker Bjorka dalam membocorkan data dinilai belum seperti yang dilakukan WikiLeaks pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, sampai saat ini rahasia negara masih aman dan belum ada yang bocor oleh ulah Bjorka.

“Sebenarnya sampai detik ini itu belum ada rahasia negara yang bocor. Misalnya kalau dulu zaman Pak SBY itu ada WikiLeaks itu pembicaraan telepon presiden aja dengan Perdana Menteri Australia tersebar. Pembicaraan presiden pernah pergi ke Singapura dulu tersebar,” kata Mahfud di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (14/9/2022).

Baca juga: Mahfud Akui Ada Kebocoran Data Pejabat Negara oleh Hacker Bjorka

Pada 2014, WikiLeaks pernah membocorkan laporan tentang pemerintah Australia yang disebut memata-matai SBY beserta istrinya, Ani Yudhoyono, serta orang-orang di lingkaran dekatnya.

Menurut laporan, dokumen yang dibocorkan oleh WikiLeaks itu dipasok oleh Edward Snowden yang merupakan mantan analis National Security Agency (NSA) Amerika Serikat.

Mahfud menilai yang dilakukan Bjorka adalah sebatas membocorkan data-data yang bersifat umum.

Baca juga: Perburuan “Hacker” Bjorka yang Kini Mulai Teridentifikasi Pemerintah

"Ini (Bjorka-red) tidak ada, ini cuma data-data umum yang sifatnya, sebenarnya perihal surat ini, surat itu, isinya sampai detik ini belum ada yang dibobol," ucap Mahfud.

Mahfud mengatakan tim khusus gabungan dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri disebut sudah mengidentifikasi siapa dan lokasi Bjorka.

Dia juga menyampaikan Bjorka dinilai belum mempunyai keahlian untuk membobol sistem.

Mahfud mengatakan, hal itu terungkap dalam rapat bersama Kepala BIN Budi Gunawan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala BSSN Hinsa Siburian dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate di Kantor Kemenko Polhukam.

Selain itu, kata Mahfud, motif Bjorka untuk membocorkan data juga beragam.

“Motifnya kan ternyata juga gado-gado. Ada yang motif politik, motif ekonomi, motif jual beli dan sebagainya,” ungkap dia.

Baca juga: Mahfud Tegaskan Motif Serangan Hacker Bjorka Tak Terlalu Membahayakan

“Sehingga juga ya motif-motif kayak gitu itu sebenarnya tidak ada yang terlalu membahayakan,” sambung dia.

Peretasan yang menyasar sejumlah instansi hingga pejabat negara tengah menjadi sorotan dengan aksi hacker yang menggunakan identitas Bjorka di dunia maya.

Hingga kini hacker Bjorka diduga telah meretas data pelanggan Indihome, data registrasi SIM Card, data KPU RI, data pejabat negara dan sejumlah dokumen surat menyurat milik Presiden Joko Widodo, termasuk surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara (BIN).

Kepala Sekretariat Heru Budi Hartono menyatakan, tidak ada satu pun dokumen surat menyurat Presiden Jokowi yang diretas.

Namun demikian, ia menegaskan, segala tindakan peretasan adalah perbuatan melanggar hukum dan ia meyakini aparat bakal menyelesaikan masalah ini.

"Saya rasa penegak hukum akan melakukan tindakan hukum. Nanti akan ada pernyataan resmi pejabat terkait," kata Heru.

Baca juga: Mahfud Sebut Hacker Bjorka Tak Punya Keahlian Khsusus Bobol Sistem

WikiLeaks merupakan situs yang dibuat sebagai sarana publikasi data-data atau arsip digital pemerintah dari berbagai negara di dunia yang dibocorkan oleh para peretas atau hacker.

Situs itu sempat dikelola oleh aktivis internet asal Australia, Julian Assange, dan mulai berjalan sejak Desember 2006.

Beberapa hal yang membuat WikiLeaks menjadi sorotan adalah ketika mereka membocorkan dokumen invasi Amerika Serikat dan pasukan koalisi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan pada Juli 2010.

Lantas pada Oktober 2010, WikiLeaks merilis 400.000 dokumen Perang Irak. Salah satu yang paling diingat adalah bocornya rekaman serangan udara pasukan AS yang menembaki sejumlah warga sipil Irak.

Mereka mendapatkan data-data itu dari mantan tentara sekaligus analis siber intelijen Angkatan Darat Amerika Serikat bernama Chelsea Manning (Bradley Edward Manning).

Alhasil sejak itu Julian Assange menjadi buronan pemerintah Amerika Serikat. Dia sempat bersembunyi di Inggris.

Baca juga: Soal Serangan Hacker Bjorka, Mahfud: Motifnya Gado-gado

Saat berada di Inggris, Assange sempat berlindung di Kedutaan Besar Ekuador di London. Pemerintah Ekuador juga mengabulkan permohonan suaka Assange pada Agustus 2012.

Pemerintah Ekuador kemudian mencabut suaka Assange pada 11 April 2019. Mereka juga mempersilakan Kepolisian setempat untuk masuk dan menangkap Assange.

Pemerintah Amerika Serikat menjerat Assange dengan undang-undang spionase dan meminta pemerintah Inggris untuk segera mengekstradisi sang buronan.

Assange saat ini masih berada di penjara Belmarsh, London, setelah mengajukan banding atas permintaan ekstradisi AS.

(Penulis : Achmad Nasrudin Yahya | Editor : Bagus Santosa, Dani Prabowo)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Anies Baswedan Ajukan 5 Kriteria Harus Dipenuhi Bakal Cawapres

Anies Baswedan Ajukan 5 Kriteria Harus Dipenuhi Bakal Cawapres

Nasional
Bangun Ketakwaan Para Kader, DPD PDI-P Jatim Gelar Kegiatan Keagamaan Selama Ramadhan

Bangun Ketakwaan Para Kader, DPD PDI-P Jatim Gelar Kegiatan Keagamaan Selama Ramadhan

Nasional
Bawaslu: Tak Ada Pelanggaran Kampanye dalam Acara Deklarasi Dukungan untuk Anies Capres 2024

Bawaslu: Tak Ada Pelanggaran Kampanye dalam Acara Deklarasi Dukungan untuk Anies Capres 2024

Nasional
Pimpinan KPK Sentil Mahfud Cuma Beri Info Setengah-setengah soal Transaksi Janggal Rp 349 T

Pimpinan KPK Sentil Mahfud Cuma Beri Info Setengah-setengah soal Transaksi Janggal Rp 349 T

Nasional
Deretan Partai Politik yang Gagal Jadi Peserta Pemilu 2024

Deretan Partai Politik yang Gagal Jadi Peserta Pemilu 2024

Nasional
Soal Larangan Bukber, Jusuf Kalla: Kita Bukan ASN, Jadi Bebas Saja...

Soal Larangan Bukber, Jusuf Kalla: Kita Bukan ASN, Jadi Bebas Saja...

Nasional
Pihak Anies Tampung Banyak Nama Cawapres: Agar Bisa Pilih yang Terbaik

Pihak Anies Tampung Banyak Nama Cawapres: Agar Bisa Pilih yang Terbaik

Nasional
Jusuf Kalla Setor Nama Cawapres, Pihak Anies: Kami Terima Masukan dari Mana Pun...

Jusuf Kalla Setor Nama Cawapres, Pihak Anies: Kami Terima Masukan dari Mana Pun...

Nasional
Siap Jelaskan Transaksi Janggal Rp 349 T ke DPR, Mahfud: Kita Uji Logika

Siap Jelaskan Transaksi Janggal Rp 349 T ke DPR, Mahfud: Kita Uji Logika

Nasional
DPR Berencana Panggil Sri Mulyani Besok, Dalami soal Transaksi Mencurigakan Rp 349 Triliun

DPR Berencana Panggil Sri Mulyani Besok, Dalami soal Transaksi Mencurigakan Rp 349 Triliun

Nasional
Pegang Tiket Maju Pilpres 2024 Usai Koalisi Terbentuk, Anies Kini Cari Cawapres...

Pegang Tiket Maju Pilpres 2024 Usai Koalisi Terbentuk, Anies Kini Cari Cawapres...

Nasional
Manuver Tak Pantas Kepala BIN 'Endorse' Prabowo: Gerindra Girang, Nasdem-Demokrat Meradang

Manuver Tak Pantas Kepala BIN "Endorse" Prabowo: Gerindra Girang, Nasdem-Demokrat Meradang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Tanggapan Mahfud MD soal PPATK akan Dilaporkan ke Bareskrim | Para Ketum Parpol Hadir di Bukber Nasdem

[POPULER NASIONAL] Tanggapan Mahfud MD soal PPATK akan Dilaporkan ke Bareskrim | Para Ketum Parpol Hadir di Bukber Nasdem

Nasional
Lewat Pantun, PKS Beri Sinyal Ajak Partai Golkar Gabung Koalisi Perubahan

Lewat Pantun, PKS Beri Sinyal Ajak Partai Golkar Gabung Koalisi Perubahan

Nasional
Buka Puasa Bareng Surya Paloh, Airlangga Hartarto: Kami Mengingat Masa-masa Indah

Buka Puasa Bareng Surya Paloh, Airlangga Hartarto: Kami Mengingat Masa-masa Indah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke