Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2022, 05:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka Ricky Rizal atau Bripka RR tak lagi mengikuti skenario yang dirancang Irjen Ferdy Sambo.

Bripka RR berbalik arah dan mengungkap peristiwa sebenarnya soal pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Ricky merupakan satu dari lima tersangka dugaan pembunuhan berencana Yosua.

Dia tahu persis soal perencanaan pembunuhan, bahkan melihat langsung detik-detik penembakan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022).

Belakangan, Ricky terang-terangan mengungkapkan peristiwa berdarah yang melibatkan dirinya, Ferdy Sambo, Richard Eliezer atau Bharada E, Putri Candrawathi, dan Kuat Ma'ruf itu.

Baca juga: Kejujuran Pengakuan Bharada E dan Bripka RR, Benarkah Ferdy Sambo Ikut Tembak Brigadir J?

Berikut sederet pengakuan Bripka RR.

1. Diminta menembak

Bripka Ricky mengungkap, dirinya sempat diminta Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

Permintaan itu disampaikan setibanya rombongan Bripka RR di rumah pribadi Sambo di Jalan Saguling, Jakarta Selatan, selepas perjalanan dari Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/7/2022).

Mulanya, Sambo bertanya ke Bripka RR apakah dirinya tahu soal peristiwa yang terjadi di Magelang. Sambo bilang, istrinya, Putri Candrawathi, dilecehkan oleh Brigadir J.

Namun, Ricky mengaku tak tahu menahu tentang kejadian itu.

Baca juga: Pengacara Bripka RR Ungkap Ferdy Sambo Kumpulkan Anak Buahnya Setelah Penembakan Brigadir J

Setelahnya, Sambo menanyakan kesediaan Ricky untuk menembak Brigadir J. Tetapi, Ricky mengaku tak sanggup.

"(Sambo bertanya) ‘Kamu berani nembak? Nembak Yosua?’. Dia (Ricky) bilang, ‘Saya enggak berani, Pak, saya enggak kuat mental saya, Pak, enggak berani, Pak’," ungkap kuasa hukum Bripka RR Erman Umar di Lobi Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Mendengar jawaban itu, Sambo lantas memerintahkan Ricky memanggil Richard Eliezer atau Bharada E. Oleh Sambo, Bharada E diminta menembak Brigadir J.

2. Sambo tembak dinding

Ricky berada di TKP penembakan di rumah dinas Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022). Dia melihat langsung detik-detik Brigadir J dieksekusi.

Menurut kesaksian Bripka RR, Richard Eliezer atau Bharada E menembak Brigadir J setelah diperintah Sambo. Namun, Ricky tak tahu menahu apakah Sambo ikut menembak Yosua atau tidak.

Kuasa hukum Bripka RR bilang, setelah melihat Bharada E menembak Yosua, kliennya mendapat panggilan handy talkie (HT) dari ajudan Sambo yang lain, yakni Brigadir Romer.

Dalam panggilan itu, Brigadir Romer menanyakan perihal suara letusan senjata api. Ricky pun merespons pertanyaan Romer dengan keluar sesaat meninggalkan rumah Sambo.

"Romer menanyakan melalui HT ke RR, sehingga dia sempat berbalik arah ke pintu keluar karena RR tidak melihat di mana posisi Romer," jelas Erman Umar.

Baca juga: Pengacara Ungkap Bripka RR Tak Curigai Ada Pelecehan Putri Candrawathi di Magelang

Tak lama, Bripka RR kembali masuk ke rumah. Saat itu, dia hanya melihat Sambo menembak tangga dan dinding.

"RR melihat FS (Ferdy Sambo) menembak dinding, tangga," kata Erman.

Adapun Sambo menembak tangga dan dinding untuk memuluskan skenario baku tembak yang dia rancang.

3. Dijanjikan uang

Bripka Ricky juga terang-terangan mengungkapkan bahwa dirinya sempat dijanjikan sejumlah uang oleh Sambo setelah penembakan Brigadir J.

Menurut pengakuan Bripka RR yang diungkap kuasa hukumnya, uang itu diberikan Sambo sebagai ucapan terima kasih karena telah menjaga istrinya, Putri Candrawathi.

“Pak Sambo menyampaikan bahwa ini ada uang tetapi kalimatnya dalam BAP (berita acara pemeriksaan) yang saya baca itu karena kalian sudah menjaga ibu (Putri Candrawathi),” kata Erman Umar.

Namun demikian, Erman menyebutkan, uang tersebut kini sudah diambil kembali oleh Sambo. Tetapi, ia tidak merinci persis soal jumlahnya.

4. Skenario Sambo

Setelah Brigadir J dieksekusi, ungkap Bripka Ricky, Sambo sempat mengumpulkan para anak buahnya.

Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengaman (Kadiv Propam) itu memerintahkan bawahannya agar mengikuti skenarionya tentang baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E yang berujung pada tewasnya Yosua.

“Itu kalau tidak salah itu mungkin di Provos, itu mungkin Sambo yang berperan di situ, saya tidak ingat betul karena saya tidak baca lengkap ya, karena tebel juga. Jadi baru sepintas saya lihat dia pernah sebelum BAP itu dikumpulkan,” kata Erman Umar di Lobi Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (13/9/2022).

Baca juga: Ketika Bharada E dan Bripka RR Mulai Lawan Sambo, Tolak Ikuti Skenario

Erman menduga, para bawahan Sambo dikumpulkan di Provos Polri, Divisi Propam.

Beberapa dari bawahan Sambo itu merupakan personel Propam yang kini diduga terlibat obstruction of justice atau upaya menghalangi penyidikan kematoan Brigadir J.

“Iya jadi siapa lagi kalau bukan Sambo, tapi mungkin Sambo sudah mengatur,” kata Erman.

5. Sempat takut

Erman mengatakan, kliennya memang sempat mengikuti skenario penembakan yang dirancang Sambo. Ini semata karena Bripka Ricky takut terhadap jenderal bintang dua Polri itu.

“Bukan (ancaman), dia takut," kata Erman.

Ricky baru berbalik arah dan tak lagi patuh akan rekayasa Sambo setelah mendapat kunjungan dari keluarganya. Menurut Erman, keluarga memberikan penguatan terhadap Ricky.

Baca juga: LPSK Sebut Sudah Komunikasi dengan Bripka RR soal Jadi Justice Collaborator

“Dia berbalik arah itu setelah, mungkin dia didatangi keluarga, adik kandung sama istri agar mereka minta bicara benar. Pada saat itu, dia sudah mulai bicara benar,” ungkap Erman.

Menurut Erman, saat ini kliennya sudah mengungkapkan kejadian yang sesungguhnya dan tidak lagi mengikuti skenario Sambo.

Selaku pengacara, dia pun selalu mendorong Bripka Ricky untuk terus jujur.

Lima tersangka

Dalam kasus kematian Brigadir J, polisi menduga Irjen Ferdy Sambo merupakan otak dari pembunuhan berencana.

Pihak kepolisian sebelumnya telah menyatakan bahwa tak ada insiden baku tembak antara Richard Eliezer atau Bharada E dengan Brigadir J di rumah Sambo sebagaimana narasi yang beredar di awal.

Peristiwa sebenarnya, Sambo memerintahkan Eliezer untuk menembak Yosua di rumah dinasnya di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Setelahnya, dia menembakkan pistol milik Brigadir J ke dinding-dinding rumahnya supaya seolah terjadi tembak-menembak.

"Untuk membuat seolah-olah telah terjadi tembak-menembak, Saudara FS (Ferdy Sambo) melakukan penembakan dengan senjata milik senjata J (Yosua) ke dinding berkali-kali untuk membuat kesan seolah telah terjadi tembak-menembak," kata Kapolri Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers, Selasa (9/8/2022).

Sejauh ini, telah ditetapkan lima tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J yakni Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf, dan Putri Candrawathi.

Kelima tersangka disangkakan perbuatan pembunuhan berencana dan dijerat Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Ancaman pidananya maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup, atau penjara selama-lamanya 20 tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Megawati: Saya Ingin Pensiun, tetapi Enggak Dikasih Sama Pak Jokowi

Megawati: Saya Ingin Pensiun, tetapi Enggak Dikasih Sama Pak Jokowi

Nasional
PDI-P Bantah Dukungan Jokowi ke Ganjar Bercabang ke Prabowo: Framing untuk Memecah Belah

PDI-P Bantah Dukungan Jokowi ke Ganjar Bercabang ke Prabowo: Framing untuk Memecah Belah

Nasional
PDI-P 'Rangkul' Demokrat, Hasto: Toh Lamaran Anies Belum Turun

PDI-P "Rangkul" Demokrat, Hasto: Toh Lamaran Anies Belum Turun

Nasional
Gerindra Minta Kader Tidak Grusa-grusu, Jangan Jadi Beban Pemenangan Prabowo

Gerindra Minta Kader Tidak Grusa-grusu, Jangan Jadi Beban Pemenangan Prabowo

Nasional
Demokrat Desak Cawapres Ditetapkan, Anies Jawab Singkat

Demokrat Desak Cawapres Ditetapkan, Anies Jawab Singkat

Nasional
Ganjar Akui Ia Diajak Bicara Terakhir soal Sosok Cawapres

Ganjar Akui Ia Diajak Bicara Terakhir soal Sosok Cawapres

Nasional
Puan Akan Temui AHY, Hasto: PDI-P Merangkul, Sambil Demokrat Tunggu Lamaran Anies

Puan Akan Temui AHY, Hasto: PDI-P Merangkul, Sambil Demokrat Tunggu Lamaran Anies

Nasional
PDI-P Tawarkan Kaesang Ikut Sekolah Partai Seperti Gibran

PDI-P Tawarkan Kaesang Ikut Sekolah Partai Seperti Gibran

Nasional
Anies Tinggal Tunggu Hari Baik untuk Umumkan Cawapres

Anies Tinggal Tunggu Hari Baik untuk Umumkan Cawapres

Nasional
Danny Pomanto Instruksikan Kontainer Jadi Posko Program Jagai Anakta

Danny Pomanto Instruksikan Kontainer Jadi Posko Program Jagai Anakta

Nasional
Kaesang Siap Maju Jadi Calon Wali Kota Depok, Gerindra: Kabar Gembira

Kaesang Siap Maju Jadi Calon Wali Kota Depok, Gerindra: Kabar Gembira

Nasional
Aturan Lengkap Syarat Perjalanan dan Protokol Kesehatan di Ruang Publik Terbaru

Aturan Lengkap Syarat Perjalanan dan Protokol Kesehatan di Ruang Publik Terbaru

Nasional
Megawati Ungkap Percakapan 6 Ketua Umum Partai Parpol dengan Jokowi Awal Mei

Megawati Ungkap Percakapan 6 Ketua Umum Partai Parpol dengan Jokowi Awal Mei

Nasional
Megawati: Saya Dijuluki Perempuan Terkuat di Dunia, Contoh Saya Saja...

Megawati: Saya Dijuluki Perempuan Terkuat di Dunia, Contoh Saya Saja...

Nasional
Syarat Perjalanan Terbaru: Masker Tak Wajib bagi Orang yang Sehat

Syarat Perjalanan Terbaru: Masker Tak Wajib bagi Orang yang Sehat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com